JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi telah mengajukan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono sebagai pengganti Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.
Presiden mengatakan, dia menempuh kebijakan rotasi untuk mencalonkan panglima TNI. Hal ini memperkuat tradisi rotasi sejak era Reformasi hingga kini.
Sosok Agus hingga saat ini belum banyak diketahui publik. Berikut adalah profil singkat Agus.
Agus, pria kelahiran Blitar, 25 Agustus 1955, adalah lulusan pendidikan militer tahun 1978 dan pendidikan AAL tahun 1979.
Karier militernya ditopang dengan beberapa pendidikan tambahan, seperti:
- Kursus Dasar Operasi Amphibi (1980),
- Kursus Prosedur Taktis (1982), Sekolah Lanjutan Perwira Artileri (1985),
- Kursus Commando Team Training (Belanda, 1986),
- Kursus Nuclear Biological Chemical Damage (Belanda, 1986),
- Kursus Harpoon (1987),
- Seskoal (1994/1995), Sesko TNI (1999/2000),
- Kursus Lemhannas (2003),
- Kursus Maritime Force Commander (Hawaii, 2006).
Selama karier militernya, Agus disebut-sebut sebagai sosok yang sarat pengalaman. Beberapa pengalaman tersebut di antaranya:
- Perwira Divisi Komunikasi KRI Yos Sudarso 353 (15 Juli 1979),
- Perwira Komunikasi KRI Ratulangi (15 Juli 1981),
- Perwira Divisi Senjata Bawah Air pada KRI Slamet Riyadi (1 September 1986),
- Komandan KRI Kakap (15 Agustus 1991),
- Komandan KRI Sultan Thaha Syaifussin (1 Mei 1995),
- Komandan KRI Hasan Basri (15 Oktober 1995),
- Komandan KRI Samadikun (1 September 1996),
- Komandan KRI Ki Hajar Dewantara (1 April 1998),
- Perwira Pembantu V/Strategi Operasi-Staf Operasi Mabesal (1 Agustus 1999),
- Komandan Komando Latihan Armada Timur (15 Juli 2002),
- Asisten Operasi Panglima Armada Timur (1 Desember 2002).
- Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur (24 Oktober 2003),
- Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Korvet Sigma Class (Belanda, 2004),
- Wakil Asisten Perencanaan KSAL (5 Januari 2006),
- Komandan Seskoal (5 Mei 2006), Panglima Armada Barat (10 April 2007),
- Asisten Operasi KSAL (30 Juni 2008),
- Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL (26 September 2008),
- Inspektur Jenderal Dephan (17 September 2009),
- KSAL sejak 9 November 2009 - saat ini.
Suami dari Tetty Sugiati ini juga mempunyai riwayat penugasan beragam. Berbagai penugasan penting yang pernah diembannya di antaranya:
- Operasi Duta Samudera II dalam rangka Muhibahn ke Australia, Selandia Baru, Fiji, dan Papua Niugini (1978-1979),
- Operasi Halilintar dalam rangka Penanggulangan Pengungsi Vietnam di Perairan Natuna (1980),
- Operasi Penyeberangan KRI Slamet Riyadi dari Belanda ke Indonesia (1986),
- Operasi Aru Jaya dalam rangka Penegakan Hukum di Laut Arafura (1991),
- Operasi "Bedes" dalam rangka Mencegah Kapal Lusitania Express memasuki Timor Timur (1991),
- Operasi Penyeberangan KRI Hasan Basri dari Jerman ke Indonesia (1995),
- Latihan Armada Jaya (1998 dan 2002).
- Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya (1998),
- Western Pacific Naval Symposium di Jepang (1999), Papua Niugini (2001), dan Operasi Muhibah ke Perth, Australia (2003).
- Ia pernah menjadi Komandan Satgas Pembangunan Kapal Korvet Sigma Class di Belanda 2005,
- Kepala Staf Komando Tugas Gabungan dalam Latihan Operasi Gabungan TNI (2007).
Bapak dari Ramadhani Adhitama (25 tahun) dan Bayu Aditya Nugraha (20 tahun) ini juga telah menerima sejumlah penghargaan dan tanda kehormatan, di antaranya:
- Bintang Jalasena Utama,
- Bintang Yudha Dharma Pratama,
- Bintang Jalasena Pratama,
- Bintang Yudha Dharma Nararya,
- Bintang Jalasena Nararya,
- Tong Il Merit AL Korea,
- Satyalencana GOM VII,
- Satyalencana Dharma Nusa,
- Satyalencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV,
- Satyalencana Dwidya Sista.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.