Selepas pukul 16.10 kedua menlu keluar menuju ruang rapat pleno. Akhirnya, selepas pukul 17.30, kedua menlu keluar bersama delegasi menuju ruang pertemuan empat mata yang diatur untuk konferensi pers. Dalam konferensi pers, Hanifah membuka pembicaraan tentang menyesalkan insiden 13 Agustus.
Selanjutya, Marty menjelaskan adanya kesanggupan Malaysia mengubah sikap dalam menangani insiden yang melibatkan aparat Republik Indonesia. Dia menjelaskan, pihaknya berhasil membawa Malaysia untuk menyelesaikan sengketa perbatasan di sekitar karang South Ledge yang masih menjadi area klaim Singapura-Malaysia. Sebelumnya, Malaysia bersikeras tidak mau berunding untuk membahas sengketa di kawasan perbatasan yang masih disengketakan dengan Singapura.
”Kita tidak akan membawa persoalan ini ke Mahkamah Internasional. Indonesia adalah panutan yang menjadi penengah dan membawa solusi bagi persoalan ASEAN,” ujar Marty.
Akhir bulan September, Marty dan Hanifah dijadwalkan kembali bertemu di tengah Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Keesokan pagi, Selasa, pelbagai media massa Malaysia menampilkan berita tentang mengendurnya ketegangan RI-Malaysia.
Sepintas lalu, ada beberapa hal yang akhirnya disetujui Malaysia. Namun, perundingan teknis dalam dua bulan mendatang dan hasilnya akan membuktikan ada tidaknya efektivitas diplomasi RI pascaperundingan Kota Kinabalu.