Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Bangga Wacananya Jadi Pro-Kontra

Kompas.com - 18/08/2010, 12:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana amandemen UUD 1945 mengenai perubahan masa jabatan presiden yang dilontarkan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul akhirnya menuai kontroversi.

Ide ini dinilai tidak elok dilontarkan di masa demokrasi Indonesia yang sudah berkembang. Namun, Ruhut justru merasa bangga ketika wacananya menjadi pro dan kontra.

"Aku bangga kalau kemudian wacanaku jadi pro-kontra. Dari tadi aku diwawancara live di TV, radio, semua media. Artinya ide gua masuk akal-kan?" katanya percaya diri kepada wartawan, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/8/2010).

Dengan lugas pula, Ruhut menyatakan siap berjuang untuk mengegolkan wacananya tersebut. "Siapa pun yang mau mengajak debat, ayo! Yang jelas aku akan perjuangkan ini. Ini saranku pribadi sebagai ahli tata negara. Percuma emak bapakku meyekolahkan aku di Unpad kalau enggak bisa memperjuangkan ini," ujar anggota Komisi III DPR ini.

Baginya, pembatasan periode kekuasaan harus diubah. Berkaca dari Amerika Serikat, Ruhut mengatakan, negara adidaya itu terbelenggu dengan kekuasaan. "Bahkan Amerika saja terbelenggu dengan pembatasan dua periode untuk presidennya. Malah kita yang harus beri contoh untuk Amerika. Amerika harus belajar ke kita," kata Ruhut.

Ia membantah bahwa mewacanakan perubahan masa jabatan presiden karena Demokrat krisis figur selain SBY. Dengan percaya diri pula, Ruhut mengatakan, Demokrat memiliki figur-figur yang siap diadu dengan sejumlah tokoh senior partai lain.

"Kami banyak calon yang bisa menjadi presiden. Calon-calon kami siap diadu dengan siapa saja. Sebut siapa, Anas misalnya diadu dengan Hatta, Puan, atau Bakrie? Siap saja. Bahkan ada Mas Agus (Agus Harimurti, putra SBY). Walau masih muda, tapi tidak kalah kalau diadu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Nasional
    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Nasional
    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Nasional
    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Nasional
    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    Nasional
    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Nasional
    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Nasional
    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

    Nasional
    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com