Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Figur Terbuka di Ponpes Garis Keras

Kompas.com - 10/08/2010, 08:47 WIB

KOMPAS.com — Bagi sebagian orang, citra Abu Bakar Ba'asyir—karena sering dikaitkan dengan aksi-aksi terorisme—mungkin merupakan sosok angker dan tertutup. Apalagi pondok pesantren (ponpes) yang diasuhnya, Ponpes Al Mukmin, di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, dikenal sebagai ponpes Islam "garis keras".

Namun, pria sepuh berusia 72 tahun yang akrab disapa Ustaz Abu ini sebenarnya figur yang terbuka. Para jurnalis gampang menemui dan mewawancarai Ustaz Abu di Kompleks Ponpes Al Mukmin. Bahkan sekitar delapan tahun lalu, Oktober 2002, tatkala isu penangkapannya yang pertama mulai terdengar, dia mempersilakan ketika saya hendak mengikuti kegiatannya selama 24 jam, termasuk menginap di ponpesnya.

“Silakan saja kalau mau menginap. Kalau perlu ajak banyak wartawan lain,” demikian kira-kira jawaban Ustaz Abu ketika itu.

Sesuai penugasan dari kantor, kala itu selama beberapa hari saya ikuti berbagai kegiatan Ustaz Abu, yang masih menjabat sebagai Amir (Ketua) Majelis Mujahidin Indonesia. Tak hanya di ponpesnya, yang terletak di pinggiran Kota Solo, melainkan juga ke luar kota, antara lain Yogyakarta dan Jakarta.

Ustaz Abu membuka akses seluas-luasnya. Atas izinnya, saya bebas keluar-masuk ponpes, termasuk menyaksikan kegiatannya mengajar para santri. Saya juga boleh masuk ke rumahnya, yang kala itu berada di salah satu bagian ponpes.

Selama beberapa hari saya berada di lingkungan ponpes, sejak pagi sampai dini hari berikutnya. Saya tinggalkan ponpes hanya untuk menulis dan mengirim berita, juga makan, setelah itu kembali lagi ke sana. Tak pernah terjadi hal-hal mencurigakan di ponpes tersebut.

Saya juga ikut tatkala Ustaz Abu mengisi pengajian di luar ponpes, antara lain di sebuah masjid di Kampung Penumping, tak jauh dari Stadion Sriwedari Solo. Meski tahu pengajian itu dipantau oleh banyak petugas intelijen, Ustaz Abu tetap berceramah dengan nada keras, termasuk ketika mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya tak sesuai dengan ajaran Islam karena takut dengan pihak Amerika Serikat (AS).

Ustaz Abu, yang sehari-hari berpenampilan tenang, juga open atas kegiatan-kegiatannya di Jakarta. Dia mengizinkan saya ikut ke Jakarta bersamanya naik pesawat terbang—dengan biaya saya sendiri—dan memperbolehkan saya datang ke tempat-tempat tujuannya selama di Jakarta.

Saya bahkan sempat menginap di sebuah rumah, yang kala itu dijadikan markas oleh MMI Jakarta. Di tempat ini pula Ustaz Abu kala itu bermalam. Saat di Jakarta, meski masih bersikap terbuka, Ustaz Abu mulai terlihat kurang tenang. Penyebabnya, kabar rencana penangkapan dirinya oleh polisi—terkait beberapa kasus pengeboman—semakin santer.

Setelah berbagai urusan dan kegiatan di Jakarta selesai, Ustaz Abu dan rombongan pun pulang ke Ngruki. Saat itu, 18 Oktober, Mabes Polri mengeluarkan surat penangkapan terhadap Ustaz Abu sebagai tersangka dalam beberapa kasus peledakan dan rencana pembunuhan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com