Menjadi penyair, bagi Sitor, adalah menyorongkan seorang antihero ke tengah sajak, yang menyilangkan dua rasa pengalaman yang saling bertentangan.
Sjamsoe'oed dinilai telah merintis pengembangan ilmu dan teknologi benih di Indonesia. Ia membangun laboratorium produksi, penyimpanan, dan analisis benih tanaman pangan yang disesuaikan dengan kondisi alam dan kebutuhan Indonesia.
Rintisannya ikut mengilhami sejumlah sarjana dan lembaga pertanian yang menggarap perbenihan dengan teknologi maju. Sembari mengupayakan tumbuhnya industri benih modern Indonesia, ia menghendaki agar ada strategi pembangunan pertanian yang mampu menopang kedaulatan pangan Tanah Air.
Karya-karya tulisnya menyentuh berbagai aspek pertanian—sosial, ekonomi, dan politik. Atas dedikasinya yang menonjol, Sjamsoe'oed diberi gelar penghormatan Bapak Benih Indonesia oleh Asosiasi Perbenihan Indonesia.
Lalu, Yati Soenarto dinilai telah berjasa di bidang kedokteran. Ia sudah bekerja selama empat dekade untuk menangkal diare yang dulu menjadi pembunuh anak-anak nomor satu di dunia. la dan timnya menemukan bahwa penyebab terbesar diare adalah rotavirus, bukan bakteri atau parasit.
Penemuan ini mengubah metode pengobatan diare yang terlalu banyak mengandalkan antibiotika dan antiparasit. Bersama timnya, ia mengembangkan berbagai pengobatan terpadu yang memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar dan yang ditopang oleh pengetahuan masyarakat setempat.
Bekerja sama dengan Ruth Bishop, penemu rotavirus pertama di dunia, ia juga mengembangkan vaksin rotavirus yang harganya lebih terjangkau dan yang bisa ikut mengikis ketergantungan lndonesia pada obat-obatan impor.
Terakhir, Ratno dinilai berhasil membuat Mikroskop Gaya Atom (Atomic Force Microscope) AFrVD untuk pengukuran material berskala nanometer (satu per satu miliar meter) dengan harga yang lebih murah dari AFM yang beredar di pasar internasional.
AFM buatan dalam negeri ini dianggap membuka sekaligus mempermudah jalan bagi para ilmuwan, perekayasa, dan peneliti di Tanah Air memasuki wilayah yang sangat renik, yang pengelolaannya bisa memecahkan banyak masalah dan membuka berbagai peluang yang tak terbayangkan sebelumnya.
Acara PAB turut dimeriahkan oleh Rossa, Yuni Shara, Andien, Vidi Aldiano, Iwa K, Gita Gutawa, dan Band Nidhi. Selain itu, musik-musik yang ditampilkan pada acara itu diiringi Magentha Orchestra. Acara ini juga menampilkan enam pemain perkusi daerah, pemain Sampek Dayak, serta pemain Sasando.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.