Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamdan Zulva, Doktor Pemakzulan Presiden

Kompas.com - 02/08/2010, 12:15 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Mantan politisi Partai Bulan Bintang (PBB) Hamdan Zulva meraih gelar doktor ilmu hukum di Universitas Padjajaran Bandung, dalam disertasi promosi gelar doktor ilmu hukum Hamdan mengambil judul tentang "Pemakzulan Presiden".       Disertasi yang dipromosikan di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Ketua Dewan Penguji Prof Huala Adolf, SH, LL.M, Ph.D, FCBArb, serta Ketua Tim Promosi Disertasi Prof Dr Yusril Ihza Mahendra serta mantan Ketua MA Bagir Manan dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD di Bandung, Senin (2/8/2010).       Pemaparan disertasi yang dilakukan guna menempuh gelar doktor ilmu hukum tersebut, berhasil dipertahankan dengan baik oleh Hamdan Zulva. Saat mempertahankan disertasinya Hamdan Zulva menjelaskan, "Di lembaga negara kita, ada tiga lembaga yang berwenang melakukan pemakzulan terhadap presiden, yakni MK, DPR, dan MPR, ini dilihat karena ketiganya mempunyai aturan masing-masing guna mengeluarkan pemakzulan tersebut jika memang presiden dianggap bersalah dalam menjalankan roda pemerintahan," ujar Hamdan kepada sejumlah wartawan usai disertasinya diluluskan di Universitas Padjajaran.       Menurut dia, alasan pemakzulan sangat imitatir karena konstitusi MK, MPR dan DPR harus melalui proses masing-masing lembaga, ini juga menurut dia sebagai bentuk pengawalan terhadap presiden selama 5 tahun kedepan.       Hamdan menambahkan dalam perkembangan politik Indonesia terkait pemakzulan presiden, selalu saja di dominasi oleh kepentingan politik sehingga perlu adanya ketegasan yang diatur dalam salah satu Undang-Undang.       "Secepat mungkin harus dibuat undang-undang tersebut, karena dalam pelaksanaan sistem presidensil, undang-undang tersebut harus menjadi acuan jika ada penyelewengan yang dilakukan oleh presiden," tutur Hamdan Zulva.       Disertasi doktor ilmu hukum yang ditempuh Hamdan Zulva, mendapat nilai Cum Laude dari para dewan penguji, di Gedung Pasca Sarjana Unpad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com