Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Kampus yang Ramah bagi Difabel

Kompas.com - 28/07/2010, 18:33 WIB

Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang mendukung dan tidak diskriminatif jelas sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kampus yang ramah bagi mahasiswa difabel. Menurut Mangunsong (2009), perkembangan sosial manusia sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk berkomunikasi. Hal ini mengakibatkan para penyandang difabilitas sering mengalami gangguan sosioemosional. Tunarungu, misalnya, berisiko mengalami kesepian karena sulitnya menemukan orang yang dapat diajak bercakap-cakap (Chambra, 1996; Charlson, dkk., 1992; dalam Mangunsong, 2009).

Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan, tunanetra sering mengalami kesulitan interaksi karena masyarakat memberikan respons yang tidak sesuai kepada mereka (Mangunsong, 2009). Contoh dari kesalahan respons ini adalah ketidaktepatan cara menunjukkan arah bagi para tunanetra. Mereka membutuhkan petunjuk arah yang jelas seperti kata, “kiri” atau “kanan”, sementara orang lain mungkin menggunakan kata “sini” atau “sana” yang disertai gerak tubuh kepada mereka. Adanya kesulitan interaksi sosial ini tentu menambah hambatan dan beban mahasiswa difabel dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, lingkungan yang mengerti dan mendukung perlu ditumbuhkan pada kampus yang membuka pintunya bagi penyandang difabilitas.

Penumbuhan lingkungan yang mengerti dan mendukung dapat dilakukan melalui pengadaan pusat studi dan layanan difabilitas (PSLD). Pusat studi semacam ini telah ada di beberapa kampus, seperti UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Indonesia. Selain mengusahakan pengadaan sarana belajar dan aksesibilitas bagi penyandang difabilitas, lembaga tersebut juga dapat menyediakan informasi dan merekrut mahasiswa yang tidak berkebutuhan khusus agar dapat membantu sebagai relawan. Namun, lingkungan kampus yang mengerti, toleran, dan mendukung tentu tidak dapat diwujudkan apabila lembaga tersebut pasif menunggu orang-orang datang bertanya. Oleh sebab itu, selain pengadaan PSLD, kegiatan seperti sosialisasi mengenai disabilitas, seminar, dan kegiatan bersama antara mahasiswa difabel dan mahasiswa yang bukan difabel perlu dijadikan program rutin.

Ketiga bantuan yang telah dikemukakan jelas bukan merupakan ide baru dalam usaha pemenuhan hak penyandang difabilitas. Banyak institusi pendidikan yang telah berusaha memberikan kenyamanan dalam menuntut ilmu kepada mahasiswa difabel. Namun, pengadaan bantuan yang belum menyeluruh dan optimal membuat kenyamanan tersebut sulit tercapai. Sarana belajar, aksesibilitas di lingkungan fisik, dan lingkungan sosial yang mendukung adalah cara three-in-one atau trinitas yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Seperti halnya tiga buah kaki tripod yang saling mendukung, jika salah satunya tidak ada, maka kampus yang ramah bagi penyandang difabilitas akan sulit diwujudkan. Keterbatasan dana tentu menjadi kendala yang cukup besar. Namun, selama masih ada kemauan, usaha, dan kerelaan, kampus impian tersebut seharusnya dapat menjadi kenyataan.

Pradizza Septiana Putri, 30 Juni 2010

Referensi: B0cah. (2009, Februari 18). Aksesibilitas Buat Penyandang Cacat. Retrieved Juni 30, 2010, from Bocah.Info: Koran Anak Indonesia: http://b0cah.org/index,php?option=com_content&task=view&id=758&Itemid=40

El-Saroedji, A. (2008, Desember 11). Hari HAM dan Aksesibilitas Penyandang Cacat. Retrieved Juni 30, 2010, from Kementrian Sosial RI: http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=917

Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid Kesatu. Depok: LPSP3 UI.

Yayasan Mitra Netra. (2009, Maret). Halo Mitra. Retrieved Juni 30, 2010, from Yayasan Mitra Netra: http://www.mitranetra.or.id/default.asp?page=halo&id=11

Curriculum Vitae Penulis

Nama Lengkap  : Pradizza Septiana Putri NIM    : 0806 345 360 Jurusan   : Psikologi Fakultas   : Psikologi Semester   : 4 Universitas   : Universitas Indonesia Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 30 September 1989

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com