Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog Kreatif Lintas Agama

Kompas.com - 03/07/2010, 13:37 WIB

Pertapaan manusia bisa membuka mata batin yang jernih. Dengan kejernihan inilah, bangunan dialog kreatif lintas peradaban dimulai. Dengan demikian, kita pasti akan menemukan jelajah kejernihan baru yang belum terungkap sebelumnya karena kejernihan hati membuka cahaya yang semakin membuat wajah diri manusia terang benderang. Kotoran diri kerap hadir karena manusia alpa memaknai diri untuk terus bertapa. Dan kotoran inilah yang kerap membuat dialog peradaban jalan di tempat, bahkan kerap dikhianati. Kejernihan hati akan menjadi modal paling baik untuk terus membuka jembatan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan rekayasa sosial di tengah krisis yang terus berkecamuk.

Dialog kreatif yang telah dilakukan Soka Gakkai telah menciptakan iklim baru dialog lintas peradaban di Asia Tenggara khususnya. Bahkan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kagum dengan gerak Soka Gakkai yang terus berupaya menyinergikan dialog lintas peradaban. Ide-ide Gus Dur memang sangat sinergis dengan gerakan Soka Gakkai sehingga kedua penulis ini mempunyai jalinan yang menawan dengan berbagai kalangan di Indonesia dalam merajut dialog. Intensitas dialog ini menjadikan hubungan antaragama di kawasan Asia Tenggara menjadi semakin mesra. Kemesraan inilah yang didambakan kedua penulis dalam rangka menyusun wajah baru dunia yang damai, asri, toleran, dan berkeadaban.

Jalur sutra dipilih sebagai salah media dialog yang menghidupkan kembali jalur dialog antarwarga negara. Ini bukan berarti meneguhkan kembali jaringan China-Islam, melainkan jalur lebih khusus kepada jalur Asia. Jalur sutra bukanlah jalur China an sich karena jalur sutra adalah milik semuanya, yakni jalur yang menghubungkan kerja sama dan dialog warga Asia. Asia menjadi fokus karena lahirnya agama-agama besar dunia berawal dari kebangkitan spiritualitas di Asia. Baik Islam, Buddha, Hindu, Confuse, Kristen, maupun lainnya berawal dari spiritualitas Asia. Tak salah kalau dialog lintas agama yang dimulai dari Asia bisa menjadi tonggak lahirnya kerja sama dan dialog dengan berbagai kalangan di dunia.

Jalur sutra ini sampai saat ini masih banyak menyimpan para guru bijak yang terus menyalakan lilin perdamaian bagi dunia. Di tengah berbagai kecamuk sosial dan krisis kemanusiaan, para guru bijak di Asia masih tekun menebarkan kebajikan universal yang termaktub dalam kitab kehidupan sehari-hari. Para guru bijak ini tidak begitu suka dengan berbagai keramaian di media, lebih suka tekun dengan keyakinan yang mereka jalani sebagai lelaku. Daesaku Ikeda dan Majid Tehranian hadir untuk merangkai jalinan kearifan yang lahir dari mata air kebajikan yang coba ditebarkan kepada dunia. Buku ini menjadi salah satu rintisan untuk semakin menguatkan jalinan itu agar tetap memancarkan cahaya bagi umat manusia.

*Peneliti Center for Pesantren and Democracy Studies (Cepdes) Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com