Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Vrijman Menjadi Preman

Kompas.com - 01/07/2010, 03:56 WIB

Kasus seperti Si Gantang, dengan tegas ditulis Nordholt dan Van Till sebagai tak ada kesamaan dengan Robin Hood.

Dari penggambaran itu, kisah Si Gantang sangat relevan dengan kisah "preman" atau saya lebih suka menyebut bandit di abad ke-21. Atas nama hukum, keamanan, dan ketertiban, mereka berlaku semaunya. Intinya, hanya memalak, meminta uang tanpa susah payah kerja. Modalnya, menekan, menakut-nakuti, dan meneror.

Sebuah tindakan pengecut, sejatinya. Alhasil kawasan yang menurut sesumbar mereka dijaga dan diawasi oleh mereka malah makin semrawut. Banyak pihak ogah berurusan dengan kawasan-kawasan tersebut. Di Jakarta ini ada banyak titik yang dikuasai para bandit. Namun, sepertinya aparat sulit menumpas.

Perihal sulit menumpas, ada sejarahnya pula, yang bisa jadi benang merah. Si bandit berkolaborasi dengan aparat. Si Gantang dan gengnya punya hubungan spesial dengan penguasa pribumi seperti Demang Bekasi yang ia suap dalam rangka melepaskan rekan sesama pencuri.

Menurut penelitian itu, disebutkan pula, Si Gantang punya kaki tangan orang Eropa yang menyediakan informasi dan senjata. Tentu karena suap besar yang mereka bayarkan. Kuasa uang, luar biasa, bukan?

 

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com