Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Harus Kuat Dukungan Politik

Kompas.com - 30/06/2010, 18:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Anggota Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Todung Mulya Lubis mengatakan, sosok pimpinan KPK terpilih harus memiliki dukungan politik yang kuat. Dukungan ini harus digalang pascaterpilih sebagai pimpinan KPK.

Dikatakan Todung, dukungan politik itu bisa berasal dari kekuatan politik maupun publik. "Dukungan politik setelah terpilih, jangan pada saat pencalonan. Inilah tantangan pimpinan KPK. Pimpinan KPK mesti merebut dukungan politik, bisa juga dari rakyat," kata Todung, dalam diskusi "Komitmen Calon Pimpinan KPK dalam Pemberantasan Korupsi", di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (30/6/2010).

Minimnya dukungan politik, kata Todung, akan membuat langkah pemberantasan korupsi tersendat-sendat. Selain dukungan politik, pimpinan KPK juga diharapjan memiliki kreativitas.

"Sebab, KPK itu diberi kewenangan yang super untuk mensupervisi lembaga lainnya. Saya melihat KPK, KY, LPSK, PPATK, plus Polri dan Kejaksaan adalah lembaga yang sangat strategis untuk bersinergis. Kalau bersaing, tidak bisa memberantas korupsi karena akan ada egoisme lembaga. Kreativitas pimpinan KPK dibutuhkan untuk sinergi antar lembaga. Kalau hanya KPK sendiri, tidak mungkin berhasil," papar Ketua Dewan Pengurus Transparancy International Indonesia ini.

Todung mengungkapkan, selain dukungan politik dan kreativitas, pimpinan KPK juga harus memiliki integritas dan kemampuan leadership atau kepemimpinan. Syarat ini dijadikannya syarat utama. Setelah kasus cicak vs buaya, KPK dinilainya mengalami demoralisasi.

"Kalau pimpinan KPK goyah, tidak confidence, bagaimana KPK bisa berjalan efektif. Bagaimana KPK bisa menjadi pemimpin, mensupervisi pemberantasan korupsi?," ujarnya.

Apalagi, saat ini, KPK menghadapi tantangan dari para koruptor yang melakukan serangan balik (corruptor fight back). Salah satu bukti adalah upaya mengkriminalisasi para pimpinan KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com