Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disparitas Harga Susu Masih Jauh

Kompas.com - 01/06/2010, 12:54 WIB

Barat, Kompas - Disparitas harga susu lokal di Jawa Barat dan internasional saat ini dinilai jauh. Harga susu lokal Rp 3.400-Rp 3.600 per kilogram, sedangkan harga susu internasional sekitar Rp 4.250 per kg. Peternak meminta industri pengolahan susu menyesuaikan harga.

Demikian dikatakan Manajer Utama Gabungan Koperasi Susu Indonesia Daerah Jabar Yusup Munawar di sela-sela peringatan Hari Susu Nusantara di Bandung Barat, Senin (31/5). Harga susu lokal itu adalah jumlah yang dibayarkan industri pengolahan susu (IPS) ke koperasi.

"Harga yang dibayar untuk peternak lebih rendah, Rp 2.800-Rp 3.300 per kg. Kami ingin penyesuaian harga," katanya.

Yusup menyebutkan, Jabar menghasilkan 540 ton susu per hari. Berdasarkan angka itu, menurut dia, potensi kehilangan peternak jika dihitung dari selisih harga susu lokal yang tak setara dengan produk impor mencapai Rp 270 juta per hari. Penentuan harga susu dilakukan IPS.

"Posisi tawar peternak belum kuat dan tak bisa berbuat apa-apa dengan harga susu yang belum layak. Kami harap harga susu lokal dan impor bisa seimbang," ujarnya. Ia mengatakan, jangankan susu impor, perbedaan harga saat ini dengan jumlah yang dianggap ideal pun dinilai masih jauh.

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, dan Universitas Diponegoro tahun 2009, harga susu yang ideal untuk peternak setidaknya Rp 3.875 per kg. Jumlah itu pun dianggap memadai jika peternak memiliki tujuh sapi. Kenyataannya, setiap peternak di Jabar rata-rata hanya memiliki 3-4 sapi.

Selama ini harga susu ideal belum pernah tercapai. Harga susu tertinggi dicapai tahun 2007-2008, rata-rata Rp 3.700 per kg. Apalagi, produktivitas sapi di Jabar belum tinggi, yaitu 11-12 liter per hari. Produktivitas yang baik adalah lebih dari 15 liter per hari. Harga tinggi

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, produksi susu di dalam negeri masih jauh dari permintaan. Indonesia menghasilkan sekitar 500.000 ton susu per tahun. Jumlah itu baru memenuhi 26 persen kebutuhan nasional dan sisanya untuk impor.

Berdasarkan itu, peternak seharusnya memperoleh harga susu yang tinggi. Sementara pihak yang memiliki laboratorium dan menentukan mutu susu adalah IPS. Suswono berpendapat, laboratorium yang independen sebaiknya didirikan.

"Jika laboratorium itu difungsikan, tak ada salah paham peternak dengan IPS. Industri harus mengedepankan keterbukaan mengenai mutu dan harga susu," katanya.

Menurut Plant Manager PT Ultrajaya M Muhthasawwar, kendala peternak mendapatkan harga susu tinggi adalah kualitas yang tergolong rendah. Jika kualitasnya sangat baik, harga susu bisa mencapai Rp 4.000 per kg. Indikator susu bermutu tinggi, misalnya, mengandung jumlah bakteri (total plate count/TPC) tak lebih dari 10.000 per mililiter.

Muhthasawwar mengatakan, sebagai upaya meningkatkan mutu susu sapi, pihaknya telah membuka Ultrajaya Peternakan Bandung Selatan di Pangalengan, Kabupaten Bandung, sejak 2009. Di tempat itu peternak mendapatkan pelatihan. (bay)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com