Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansus Carikan "Payung Hukum" untuk BPK

Kompas.com - 29/01/2010, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan DPR dan pimpinan Pansus Angket Kasus Bank Century akan mengadakan rapat konsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Bank Indonesia (BI), Mahkamah Agung (MA), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (29/1/2010) pukul 14.00 di Gedung DPR, Jakarta.

Konsultasi ini di antaranya meminta masukan dari MA mengenai payung hukum bagi BPK untuk menelusuri aliran dana bail out Bank Century. "Selain pimpinan DPR dan pimpinan Pansus, ada juga perwakilan fraksi-fraksi yang akan hadir dalam konsultasi," kata Ketua Pansus Idrus Marham kepada Kompas.com, Jumat.

Seperti diberitakan, Pansus meminta BPK untuk melakukan audit investigatif kedua yang fokus pada aliran dana.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengungkapkan, inisiatif konsultasi berasal dari pimpinan DPR karena adanya hambatan yang dialami Pansus untuk memperoleh data aliran dana.

"Materi utama konsultasi adalah mengenai payung hukum BPK untuk menelusuri aliran dana. Selama ini, Pansus kesulitan dan tidak bisa bebas mencari data terkait aliran dana. PPATK, BI, dan Kementerian Keuangan juga mengaku kesulitan," ujar Priyo.

MA diharapkan bisa menghadiri rapat konsultasi siang ini. Sebab, mengutip Priyo, MA sempat menanyakan konsultasi dalam hal apa yang diharapkan DPR. "Kami yakinkan, konsultasi biasa, tidak ada maksud intervensi terhadap lembaga peradilan," tegas Priyo.

Sementara itu, anggota Pansus asal Fraksi PDI-P, Eva Kusuma Sundari, mengatakan, fatwa MA diharapkan bisa melegitimasi kerja BPK menelusuri ke mana saja aliran dana bermuara.

Pansus menilai, PPATK selama ini tidak serius. "Agak sulit mengharapkan PPATK. Tidak serius. Enggak tahu juga kenapa. Harapan satu-satunya ya di BPK dan untuk itu perlu fatwa MA yang memberikan kewenangan kepada BPK," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com