Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Bibit-Chandra, Kejagung Tunggu Sikap Presiden

Kompas.com - 23/11/2009, 12:50 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com - Kejaksaan Agung akan menunggu sikap resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kelanjutan kasus hukum dua Pimpinan KPK nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy mengatakan, Kejagung akan mengikuti dan mendukung apapun yang menjadi sikap presiden nantinya.

"Sebenarnya kami sabar dulu menunggu kabar dari beliau seperti apa. Pasti sikap presiden itu adalah sikap yang baik," kata Marwan, Senin ( 23/11), di kompleks Kejaksaan Agung.

Marwan juga menegaskan bahwa mengenai wacana penghentian kasus tersebut, Presiden tidak memiliki kewenangan untuk melakukan deponering atau pengesampingan kasus.

Demikian juga dengan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP) dan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), kata Marwan, hanya dimiliki oleh masing-masing lembaga penegak hukum. Kewenangan deponering, ujarnya hanya dimiliki oleh Jaksa Agung. "Presiden tidak punya kewenangan itu. Hak prerogatif presiden hanya abolisi dan amnesti. Kalau deponering, SKPP, dan SP3 hanya ada di masing-masing institusi penegak hukum," tuturnya.

Meski demikian, Marwan tak menampik kemungkinan jika presiden meminta Jaksa Agung untuk melakukan deponering terhadap kasus Bibit-Chandra. Hanya saja, Marwan enggan berspekulasi dan menunggu sikap resmi presiden. "Kita belum tahulah. Sikap presiden kan nanti malam. Nanti saja, kita lihat yang mana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com