Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drajad Tantang Depkeu Buka-bukaan soal Century

Kompas.com - 21/11/2009, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Drajad Wibowo mengaku tak merasa diintimidasi terkait bantahan Departemen Keuangan mengenai data notulensi soal penyelamatan Bank Century yang akurasinya dipertanyakan.

Tanpa mau berdebat panjang, mantan anggota Komisi XI DPR—membidangi masalah keuangan—Fraksi PAN periode lalu itu meminta Depkeu mau buka-bukaan terkait prosedur aliran dana ke Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Drajad lugas menjawab, ia tak merasa diintimidasi oleh pihak Depkeu.

"Akan lebih produktif dan akuntabel sesuai good governance, bila Depkeu dan Bank Indonesia menjelaskan kepada publik mengenai substansi pengambilan keputusan aliran dana ke Bank Century. Untuk itulah didorong agar Hak Angket (Bank Century) ini bisa disetujui DPR," kata Drajad Wibowo kepada Persda Network, Sabtu (21/11).

Drajad tidak sepakat bila ada pihak yang mengatakan bahwa tidak ada kerugian uang negara terkait skandal aliran dana ke Bank Century. Uang yang dialirkan ke Bank Century bukanlah uang pribadi pejabat.

"Itu jelas uang negara. Itu uang rakyat. Nah, masyarakat berhak mengetahui, bagaimana negara membuat keputusan terkait alokasi dana, termasuk dalam menyelamatkan bank. Ringkasnya, kalau uang yang dipakai bukan uang rakyat, rakyat memang tidak berhak mempertanyakannya," tandas Drajad.

"Oleh sebab itu, karena uang yang dialirkan itu uang negara, maka negara dan pejabat negara harus siap kebijakannya diuji secara publik, baik dasar-dasarnya dan biayanya. Kita tentu berharap Hak Angket Century ini berjalan baik, tidak terhenti oleh kepentingan tertentu," ungkap Drajad.

Dukungan untuk menguak dugaan skandal aliran dana Bank Century kepada publik ini juga diungkapkan oleh Direktur Negarawan Center Johan O Silalahi. Menurutnya, mengungkap skandal aliran dana ke Bank Century ini sama dengan menyelamatkan nasib bangsa ke depan.

"Jika skandal kenegaraan Bank Century bisa diungkap, atau skandal IT KPU bisa dibongkar tuntas, maka selamatlah masa depan bangsa dari kezaliman. Saya berpendapat, dua hal ini yang menjadi akar dari kriminalisasi KPK," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com