Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Yulianto Diserahkan kepada Polisi

Kompas.com - 10/11/2009, 16:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Anti Korupsi Indonesia (Gaki) menyampaikan foto sosok yang ditengarai sebagai Yulianto, perantara suap ke peimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disebut Ary Muladi, kepada penyidik Mabes Polri. Penyidik diharapakan dapat menindaklanjuti foto yang diberikan agar kasus Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah semakin jelas.

"Kami sampaikan empat foto Yulianto kepada penyidik untuk ditindaklanjuti. Kami yakin 99 persen dia Yulianto karena sama persis dengan ciri yang dikatakan Ary Muladi," ucap Ketua Gaki Ade RF Manurung seusai menyampaikan foto dan memberikan keterangan di Mabes Polri, Selasa (10/11).

Ade mengaku bertemu beberapa kali dengan orang yang bernama Yulianto pada 2008. Saat itu, Yulianto datang ke kantor Gaki untuk melaporkan kasus korupsi agar ditindaklanjuti oleh Gaki. "Dulu dia sering ke kantor kami. Dia menyerahkan KTP atas nama Yulianto dan tinggal di Jati Bening (Bekasi)," kata dia.

Menurut Ade, keyakinan lain diperoleh karena ciri-ciri Yulianto yang dideskripsikan Ary Muladi sama persis dengan sosok yang dilihatnya. Ciri Yulianto yang ditemui yaitu alis mata naik, kulit putih dan bersih, badan tinggi, dan umur sekitar lima puluhan.

Selama perkenalan, Ade menambahkan bahwa Yulianto pernah menceritakan pekerjaannya sebagai makelar kasus (markus). Kepadanya, Yulianto mengaku kenal dengan pejabat di kepolisian, kejaksaan, dan KPK. "Dia pernah katakan kenal dengan penegak hukum. Dia itu memang makelar kasus. Dia ajak saya untuk main kasus. Tapi saya enggak bisa seperti itu," kata dia.

"Dia bilang mau pensiun di Surabaya. Istri dan anaknya tinggal di Surabaya. Dia juga bilang, bapaknya mantan kapolda, tapi saya enggak tahu kapolda mana. Dulu memang dia sering ke kantor sayam tapi sekarang enggak pernah. Terakhir dia telepon bulan puasa 2009 bicarain soal tanah," kata dia.

Ketika diminta menunjukkan foto Yulianto kepada wartawan, ia tidak bersedia. "Nanti aja penyidik yang sampaikan setelah dikonfirmasi kepada Ary Muladi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com