JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang yang mengaku sebagai pendukung PDI Perjuangan dan pendukung Megawati Soekarnoputri, Senin (19/10), melakukan aksi turun ke jalan di Bundaran Hotel Indonesia. Para peserta aksi yang mengatasnamakan Komite Aksi Pemuda untuk Reformasi dan Demokrasi (KAPRD) meminta agar PDI-P tidak mengubah garis kebijakan partainya selama ini sebagai partai oposisi.
"Sebagai partai wong cilik, PDI-P harus konsisten atas sikap politik yang diambil selama ini. Kami sebagai pemilih pada pemilu legislatif dan pemilu presiden lalu merasa terganggu atas isu PDI-P yang ingin berkoalisi dengan pemerintah. Bagi kami, PDI-P harus oposisi. Itu sudah tidak bisa ditolak lagi," tutur Zulfajri selaku koordinator aksi.
Di depan massa, Zulfajri juga menyatakan, adanya rencana PDI-P melakukan koalisi kepada pemerintah hanya akan menimbulkan citra buruk bagi demokrasi Indonesia.
"Rencana koalisi ini, dari sisi pragmatis memang menguntungkan PDI-P, terutama dalam akses politik, termasuk juga klaim keberhasilan pembangunan dan pemerintahan," kata Zulfajri.
Dirinya kemudian mensinyalir, rencana koalisi PDI-P dengan pemerintah adalah bagian dari intervensi pihak-pihak tertentu. Intervensi ini hanya akan merusak sistem demokrasi, apalagi yang sudah dilakukan PDI-P sebelumnya.
"Oleh karena itu, kami menolak segala bentuk intervensi terhadap PDI-P. Bila PDI-P tetap menginginkan sikap opisisi, itu merupakan bagian dari check and balances terhadap pemerintah. Apalagi, bila koalisi yang terlalu kuat, akan menjadikan pemerintah yang cenderung tak terkontrol," tutur Zulfajri.
Dalam aksinya, beberapa spanduk dan poster bertuliskan oposisi sempat dibentangkan dalam aksi yang berlangsung sejak pukul 13.00. (Persda Network/yat)