Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Jibril Akan Urai Mata Rantai

Kompas.com - 31/08/2009, 06:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Status hukum Muhammad Jibril Abdul Rahman baru akan dipastikan Polri awal pekan ini. Hingga kini Jibril masih diperiksa intensif terkait kecurigaan polisi atas keterlibatannya dalam mata rantai pendanaan peledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton, 17 Juli.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna mengatakan, meski status hukum akan dipastikan awal pekan ini, polisi memiliki alasan kuat sebelumnya untuk mengumumkannya dalam daftar pencarian orang.

"Tujuh hari (pemeriksaan) itu maksimal, bisa saja sebelum genap tujuh hari sudah selesai," kata Nanan, Sabtu (29/8).

Pemeriksaan terhadap Jibril, tambah Nanan, diharapkan dapat mengurai lebih jelas mata rantai proses pendanaan dalam peledakan bom pada 17 Juli tersebut. Jibriel ditangkap dan ditahan polisi sejak Selasa (25/8).

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan, polisi juga akan mengumumkan peran sesungguhnya dari Jibril, yang juga pengelola situs arrahmah.com.

Jibril diketahui polisi memiliki identitas lain, yakni atas nama M Ricky Ardhan dengan nomor paspor S 335026. Polisi mendeteksi, dengan paspor itu, Jibriel sempat ke Arab Saudi pada tahun 2008 bersama salah satu buron terorisme yang kini masih dicari.

Sementara itu, seperti diakui pihak keluarga sebelumnya, Jibril merupakan salah satu anggota kelompok Al Ghuroba selama bersekolah di Pakistan. Salah satu adik Jibril, Isrofiel, juga sempat bergabung dalam Al Ghuroba.

Dalam persidangan Gun Gun Rusman Gunawan (adik Hambali) pada tahun 2004, terbukti Al Ghuroba terhubung dengan petinggi Al Qaeda di Pakistan. Melalui Gun Gun, dana disalurkan dari Al Qaeda kepada jaringan teroris di Indonesia untuk peledakan bom di JW Marriott tahun 2003.

Meski demikian, salah satu pendiri Al Ghuroba, Abdurrohim, menolak kelompok bentukannya dikatakan terkait dengan Al Qaeda. Menurutnya, Al Ghuroba adalah kelompok studi yang saat didirikan berisi belasan mahasiswa yang kebanyakan berasal dari Indonesia dan Malaysia.

Al Ghuroba dan Al Qaeda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com