Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan Politik Libatkan TNI Bisa Berbentuk Instruksi

Kompas.com - 25/08/2009, 17:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penanganan terorisme dibolehkan sepanjang memang sudah disetujui oleh pemerintah dalam bentuk sebuah keputusan politik yang konkret. Namun, keputusan politik yang disusun itu diakui tidak selalu diikuti dengan adanya keleluasaan waktu. Dengan begitu, keputusan politik yang dibuat sebagai dasar pelibatan TNI menangani terorisme bentuknya bisa bermacam-macam.

Dalam konteks ancaman atau situasi yang dapat diprediksi terjadi, keputusan politik yang dibuat bisa secara rinci dan bahkan dikonsultasikan atau disetujui oleh legislatif. Sementara dalam situasi tertentu atau dalam kegentingan yang memaksa presiden bisa saja menginstruksikan TNI secara lisan, apalagi jika derajat atau gradasi ancaman terbilang tinggi.

Hal itu disampaikan dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Edy Prasetyono, Selasa (24/8). "Jadi sah-sah saja kekuatan TNI digunakan sepanjang sudah ada keputusan politik. Bahkan kalaupun diinstruksikan lisan, nanti pasti ada catatan tertulisnya. Jangan dibayangkan harus berbentuk Peraturan Pemerintah karena prosesnya terbilang lama, sementara kita tidak tahu perkembangan ancaman di luar sana," ujar Edy.

Menurut Edy, bentuk pelibatan TNI dalam menangani terorisme bisa dilakukan dalam dua cara, intelijen dan penindakan. Cara pertama lebih terfokus pada upaya pengumpulan informasi intelijen untuk peringatan dini (early warning). Peran intelijen diingatkan pula tidak dalam konteks ikut berperan dalam upaya penegakan hukum macam melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai. Mereka sekadar berkoordinasi untuk memberi masukan informasi untuk proses pengambilan keputusan berikut.

Sedangkan cara kedua, penindakan, dapat dilakukan dalam dua model, Bawah Kendali Operasi (BKO) dan Alih Kendali Operasi. Pilihan model penindakan yang akan diambil nantinya disesuaikan derajat dan bentuk ancaman yang ada. Dalam model pertama (BKO), posisi dan peran TNI lebih untuk membantu Kepolisian RI. Diasumsikan, hal itu dilakukan dalam konteks terdapat ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Dalam kondisi tersebut TNI hanya bisa bergerak jika diminta Polri.

Namun persoalannya, tambah Edy, tidak jelas kapan atau pada kondisi seperti apa Polri akan merasa perlu untuk meminta bantuan TNI, apalagi ancaman yang ada masih dalam konteks Kamtibmas dan yang diperlukan adalah pendekatan penegakan hukum. Sedangkan dalam model kedua, TNI bisa saja mengambil alih komando operasi pada saat ancaman yang terjadi sudah lebih tinggi dari sekadar ancaman terhadap Kamtibmas. Operasi yang digelar pun lebih berbentuk operasi militer. "Kondisinya misalkan ada banyak orang disandera pihak teroris di pesawat, istana negara, atau di suatu tempat. Tidak cukup lagi pendekatan Kamtibmas untuk menangani hal itu, operasi militer harus digelar tetap dengan terlebih dahulu keputusan politik dari pemerintah," ujar Edy.

Lebih lanjut Edy sepakat soal perlunya keputusan politik tentang pelibatan TNI, yang tujuannya justru untuk melindungi dan memberi kepastian bagi TNI untuk bergerak. Cuma dia mengingatkan presiden tidak bisa memberi perintah hanya melalui pernyataan-pernyataan. "Kalau instruksi kan ada implikasi politiknya. Sedangkan kalau cuma pernyataan-pernyataan saja ya, tidak bisa begitu. Pernyataan di beberapa kesempatan soal perlunya TNI dilibatkan bukanlah bentuk instruksi (resmi)," ujar Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com