Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjarohan, Ritual Unik Desa Cikakak

Kompas.com - 23/07/2009, 04:26 WIB

Keperluan memasak pun dibawa oleh warga perempuan dari rumah masing-masing. Selesai membuat pagar, sekitar pukul 09.00, warga pun kumpul di rumah adat dan sekitar masjid. Mereka lalu berdoa bersama dan makan bersama di rumah adat dan sekitar masjid. Orang dewasa, remaja, dan anak-anak campur menjadi satu.

Pedagang mainan atau makanan kecil pun memanfaatkan keramaian itu untuk berjualan. Maka, tampaklah perayaan Penjarohan itu seperti pasar. Ratusan hingga ribuan warga Cikakak tumplek blek. Mereka menunggu acara selanjutnya, yaitu tumpengan.

Dua tumpeng setinggi setengah meter diusung dengan tandu. Setelah didoakan, tumpeng tersebut menjadi rebutan warga. Mereka percaya, mendapatkan bagian tumpeng tersebut adalah sebuah keberuntungan bagi hidup mereka.

"Kalau makan tumpeng katanya bisa rezeki lancar," tutur Rohimah (50), salah seorang warga yang ikut berebut tumpeng.

Rangkaian ritual Penjarohan itu ditutup dengan pengajian di Masjid Saka Tunggal. Dalam pengajian itu mereka kembali memanjatkan doa keselamatan kepada Tuhan agar selalu diberikan berkah dan keselamatan.  

 

Syukur dan ikhlas

Menurut Sopani, nilai inti dari ritual Penjarohan adalah rasa syukur dan ikhlas. Rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan kepada mereka, serta leluhur mereka yang telah berjuang mendirikan desa dan memberikan syiar agama. Ikhlas untuk saling memberi dan menerima kepada sesama manusia, serta terhadap apapun kehendak Tuhan Penguasan Jagat Raya.

Dengan rasa syukur dan iklhas itu, kebersihan hati kita terjaga. "Kalau memberi, ya jangan menyesal, harus ikhlas. Kalau tak ikhlas ya jangan memberi," kata Sopani.

Membawa bambu dan bergotong royong membuat pagar adalah wujud simbol syukur dan ikhlas itu. Mereka bersyukur atas kesehatan dan rezeki dari Tuhan yang memungkinkan mereka untuk terus berkumpul bersama dengan membuat pagar baru. Mereka ikhlas membawa bambu, makanan, dan tenaga mereka untuk diberikan dalam kegiatan desa.

Selain syukur dan ikhlas, nilai yang selalu dipegang teguh warga Cikakak adalah kejujuran, sederhana, dan pantang mengambil barang yang bukan haknya. Dengan nilai-nilai luhur yang masih belum luntur itu, budaya tradisional belum hilang di Cikakak. Selain itu, lingkungan alam sekitar mereka juga lestari. Hutan tak terjarah, dan sungai selalu mengalir jernih di desa mereka. Sebuah kearifan lokal yang bersumber pada keteguhan menjaga nilai leluhur. ( M Burhanudin)      

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com