Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ila: Ibrahim Orang yang Sopan

Kompas.com - 22/07/2009, 17:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih ada tiga jenazah yang belum teridentifikasi oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Satu jenazah diduga sebagai warga negara Belanda dan dua lainnya diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri. Namun, ada keluarga yang masih mencari salah satu pegawai Hotel Ritz-Carlton bernama Ibrahim.

Sampai saat ini, keberadaan Ibrahim masih misterius. Sempat beredar kabar, Ibrahim adalah salah satu pelaku. Namun, Polri memastikan, DNA keluarga Ibrahim tidak sesuai dengan dua potongan kepala yang diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri.

Sejumlah wartawan, termasuk Kompas.com, berusaha mencari keberadaan dan identitas Ibrahim ini. Rabu (22/7) sore, beberapa wartawan mendatangi sebuah rumah petak tak jauh dari Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Rumah petak itu merupakan tempat tinggal Ibrahim bersama enam orang temannya hingga Juni 2009.

Menurut tetangga Ibrahim, Ila, Ibrahim berperawakan tinggi (tak lebih dari 180 sentimeter), putih, dan berdahi lebar. Pria beranak empat itu dikenal sebagai sosok yang sopan dan ramah. Meski, lanjut Ila, Ibrahim merupakan pendiam.

"Orangnya tinggi, putih, dan memang agak pendiam," ujar Ila saat mengobrol bersama wartawan di depan rumah petak Ibrahim di Jalan Exauri, Kuningan Timur, Jakarta.

Ila mengatakan, Ibrahim sering membeli rokok dan mi di warungnya yang terletak tepat di dekat rumah kontrakan berwarna ungu muda itu.

"Ya, sejak tiga tahun lalu, Ibrahim dan keenam temannya menjadi penghuni di rumah yang relatif kecil itu. Rumah yang berukuran sekitar 2 x 4,5 meter itu muat dihuni oleh tujuh hingga delapan orang karena shift kerja mereka berlainan," katanya.

Menurut pengamatan Kompas.com, rumah tersebut tertutup rapat. Terasnya yang berukuran 0,5 x 2 meter itu hanya dihiasi sebuah keset dan sepasang sandal hotel. Plafon terasnya terdapat dua utas tali yang berfungsi sebagai tempat menjemur baju. Terlihat ada dua handuk, sebuah kaus dalam, dan sebuah celana dalam. Ibrahim sendiri membayar uang Rp 100.000 per bulan untuk mengontrak di tempat itu.

Saat ini, rumah petak tersebut hanya dihuni oleh dua orang. Para tetangga tidak mengetahui ke mana mereka pergi. Saat dikonfirmasi kepada salah satu teman kos Ibrahim, pria asal Kuningan itu sudah tidak kos di rumah tersebut sejak Juni. "Iya, dia sudah tidak kos lagi sejak Juni. Dia bilang, mau tinggal di rumah kakaknya. Kalau saya, sedang pulang kampung," kata Andi Suhandi (47), ketika dihubungi wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com