JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jatim La Nyalla M Mattalitti membeberkan penemuan sebanyak 2.200.287 daftar pemilih tetap (DPT) di Jawa Timur yang diduga ganda di hadapan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jumat (26/6). Sore ini, La Nyalla menemani kubu Mega-Prabowo untuk melaporkan dugaan DPT bermasalah di Jatim ke Bawaslu.
"Kami ingin mempresentasikan sesaat bagaimana sesungguhnya DPT bermasalah tersebut," kata La Nyalla, di Kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (26/6).
Ia menjelaskan, pihaknya menerima data-data DPT Jatim dari salah satu anggota KPU Jatim. Setelah mendapatkan data tersebut, kemudian diolah dengan cara mengumpulkan data pemilih di satu kecamatan.
"Kami memperoleh DPT dari jalur belakang. Kami bongkar dalam waktu 10 hari, caranya dikumpulkan di satu kecamatan karena kecurangan paling banyak ada di kecamatan," tuturnya.
Dari hasil tersebut, diperoleh ada sekitar 2.200.287 data pemilih ganda. Indikasi pemilih ganda tersebut terlihat dari adanya NIK sama, nama sama, tetapi alamat berbeda. Atau memiliki nama yang sama, tetapi NIK berbeda, dan alamat berbeda.
Bahkan, di Bangsalsari, Jember, Jatim, ditemukan adanya data yang menyebutkan ada 32 TPS yang berisi nama sama, NIK sama serta alamat yang sama. Kasus lainnya, di Curah Lele, Balung, Jember, Jatim, ditemukan data dengan NIK sama, nama yang sama, tanggal lahir sama, usia sama, alamat sama, tetapi nomor urutnya berbeda.
"Sehingga muncul pencoblos siluman, satu orang bisa nyoblos 30 kali. Kan tinta yang dipakai pilpres itu bisa hilang hanya pakai tinner. Dia bisa ke mana-mana dan nyoblos lagi," tuturnya.
Berkaitan dengan hal ini, Timkamnas Mega-Prabowo, Arif Wibowo, mengatakan, pihaknya telah meminta salinan DPT pilpres ke KPU kemarin. Namun, hingga kini belum mendapatkan tanggapan lebih lanjut.
"Kami sudah menyampaikan surat permohonan resmi ke KPU yang sudah ditembuskan ke Bawaslu untuk minta salinan SPT. Kami sedang menunggu jawaban akan diberikan atau tidak," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.