Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menjadi Presiden, Mega Menurunkan Harga Sembako

Kompas.com - 20/06/2009, 19:39 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon presiden Megawati Soekarnoputri menjanjikan harga sembako yang murah apabila dirinya terpilih menjadi presiden dalam pemilu presiden 2009. Hal itu merupakan kelanjutan dari program pemerintahannya yang tertunda.

Janji itu dilontarkan saat Megawati yang berpasangan dengan calon wakil presiden Prabowo Subianto, berorasi dalam kampanye terbuka di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (20/6). Hadir pula dalam kampanye Megawati, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini MS Soewandi dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Suhardi.

"Saat dulu menjabat presiden, saya pernah menurunkan harga Sembako sehingga terjangkau masyarakat. Apakah sekarang mungkin, apakah bisa? Saudara-saudara harus yakin itu bisa dilakukan, karena dulu pernah saya lakukan," katanya saat berorasi di depan ribuan massa yang sebagian besar berasal dari Bandung Raya.

Megawati juga mengungkit masa kepemimpinannya yang singkat sebagai presiden, yakni selama 2,5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, ia mengaku banyak hal yang belum terselesaikan. Kesempatan melanjutkan berbagai program itu terlewatkan lagi saat ia gagal menjadi presiden pada 2004.

"Anda tahu Jalan Tol Cipularang? Itu saya yang bikin permulaannya. Tetapi karena waktu memimpin cuma 2,5 tahun, maka bukan saya yang potong pita. Pada waktu 2004, anda juga tidak percaya pada saya, sehingga akhirnya hidup makin susah dengan harga kebutuhan yang mahal," ujarnya.

Dalam kampanye itu, Megawati melontarkan pertanyaan-pertanyaan terkait kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, semisal harga beras, minyak tanah, bahkan cabai. Sebagai satu-satunya capres perempuan, Ia juga mengklaim paling mengerti kesulitan hidup sehari-hari yang dirasakan ibu-ibu rumah tangga, terutama saat harga kebutuhan pokok naik.

Untuk menggerakkan ekonomi mikro, kata Megawati, pedagang kecil dan pasar tradisional juga harus dilindungi. Ia menyebut pedagang kaki lima (PKL) sebagai masyarakat mandiri yang bisa membiayai diri sendiri. Ia juga mendukung masyarakat agar mengonsumsi makanan tradisional dalam negeri, semisal singkong, karedok, dan oncom. "Makanan tradisional yang seringkali dijual PKL itu meskipun murah, tetapi bergizi," katanya.

Krisis keuangan saat ini, yang antara lain turut melemahkan usaha tekstil di Jawa Barat, kata Megawati, diakibatkan oleh ketergantungan ekonomi Indonesia kepada asing. "Kondisi itu menunjukkan ketiadaan perlindungan pemerintah terhadap produk dalam negeri," katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDI-P) Jabar Rudy Harsa Tanaya mengatakan, pihaknya menargetkan perolehan suara 30-35 persen di Jabar untuk pasangan Mega-Pro. Target itu sama dengan hasil perolehan suara PDI-P saat memenangi pemilu 1999 di Jabar.

Kami akan merebut 2,9 juta suara yang tercacat sebagai suara tidak sah dalam pemilu legislatif lalu. Suara kami banyak terserap di sana, sebab banyak konstituen yang waktu itu tidak memahami cara pemberian suara yang baru dengan mencontreng, katanya.

Untuk memenuhi target tersebut, PDI-P Jabar juga akan mendorong sekitar 8 juta pemilih yang golput di Jabar agar memberikan suaranya bagi pasangan Mega-Pro.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com