JAKARTA, KOMPAS.com — Iklan kampanye salah satu pasangan capres yang mengadopsi lagu iklan produk mi instan dinilai mengecilkan kemampuan pelaku industri periklanan. Ketua Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DKI Jakarta Irfan Ramli mengatakan, penggunaan lagu itu justru menunjukkan tidak adanya dukungan terhadap industri kreatif.
Jika melihat sepak terjang pelaku industri periklanan di tingkat dunia, seharusnya bisa membuat iklan yang fresh dan menawarkan hal baru. "Kita itu sudah beberapa kali dapat penghargaan tingkat dunia. Dengan background tadi, seharusnya tidak perlu bikin iklan dengan lagu mi instan, kelihatan kurang kreatif," kata Irfan, menjawab pertanyaan audiens pada diskusi "Industri kreatif, membangunkan raksasa tidur", di Jakarta, Senin (15/6).
Meskipun demikian, tidak ada larangan dalam aturan penggunaan lagu dalam pembuatan iklan. "Ya mungkin sudah disetujui dengan pemilik lagu," ujarnya.
Kritikan yang sama juga dilayangkan Anggota Dewan Pimpinan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) Arnel Affandi. "Orang Indonesia banyak yang bisa bikin lagu, enggak perlu pakai musik mi instan. Memang, untuk peduli pada industri kreatif tidak gampang," kata Arnel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.