KOMPAS.com- SOSOK Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian publik. Dia menjadi sosok yang meruntuhkan tembok pemisah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan kubu Partai Demokrat versus PDI Perjuangan. Hatta dua kali diutus SBY menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di kediaman Jalan Teuku Umar Jakarta. Ada apa dengan Hatta?
Hatta dua kali menjadi berkunjung ke kediaman Mega, namun ia tak mudah berbagi cerita soal inti pertemuan. Dia hanya menyampaikan pertemuan membenahi administrasi rumah pemberian negara kepada Megawati selaku mantan Wakil Presiden/Presiden.
Bukan saja untuk wartawan Hatta tertutup, kepada istrinya, Oktiniwati Ulfa Dariah Radjasa, pun dia tidak menceritakan detail apa yang dilakoninya; perantara SBYdan Mega.
Bertempat di sekretariat Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), di kawasan Senayan, Jakarta, Okke, sapaan Oktiniwati blak-blakan tentang rahasia sosok Hatta di dalam rumah tangga maupun pemerintahan.
"Saya tidak mengerti, dan saya sudah bilang bahwa saya tidak mengerti politik. Persisnya saya tidak tahu dan yang menilai itu kan orang, dan kebetulan memang saya lebih melihat suami saya yang saya lihat di rumah orangnya humble (rendah hati), jujur, dan commited. Kalau toh kemudian dia keluar dan Pak SBY mempercayakan ke beliau untuk menjadi delegasi khusus, itu pilihannya Pak SBY. Suami saya, orangnya tidak neko-neko. Orangnya apa adanya," ujar Okke dalam wawancara khusus Persda Network.
Menurut perempuan berjilbab ini, Hatta sesekali berbagi cerita atau curhat, tetapi temanya bukan mengenai politik. "Kebetulan saya tidak terlalu mengerti politik, dan amat sangat lucu juga, karena saya tidak mengerti politik. Misalkan apa itu, koalisi dan satu lagi apa itu... oposisi. Jadi kalau berbicara dengan saya tidak akan menyambung bila soal politik," ujar Okke.
Okke menjelaskan, pembicaraan politik bahkan tidak pernah menjadi topik hangat dalam diskusi atau pembicaraan keluarga besar Hatta. Hatta-Okke dikaruniai empat anak, yakni Reza, Aliya, Azimah, dan Rasyid. Menurut Okke, keempat anaknya tidak ada yang mewarisi minat politik sang ayah. Meski menonton televisi, dan membaca koran nasional yang membahas politik dengan tampilan sosok Hatta, keluarga biasa-biasa saja.
"Kalau ke politik, sementara belum ada putra-putri yang kelihatan berminat," ujarnya.
Pembicaraan soal politik, lanjut Okke sebatas mempertanyakan kulit dari perjamuan politik yang akhir-akhir dilakoni Hatta. "Seperti kenapa datang ke rumah Ibu Mega, kok menjadi ramai. Tidak bertanya kenapa sih datang ke Megawatinya. Jadi tidak terlalu antusias dengan cerita politik," urainya.
Ketua Program Kegiatan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bidang Indonesia Pintar ini menceritakan, pembahasan biasa terjadi akhir pekan ketika keluarga sambil bersantap makan. Pembicaraan ini biasa dilangsungkan pada meja berbentuk bulat sehingga dinamai pertemuan meja bundar. Di meja bundar inilah, Hatta dan keluarga berbicara perihal bisnis, bukan soal politik.
"Bila Bapak berbicara dengan anak ketiga yang suka berdagang, dan bisnis. Tema ini akan menjadi topik panjang," jelasnya seraya menerangkan, kesukaan anak Hatta. "Anak saya yang besar itu suka di dunia enggineering. Kalau anak saya kedua suka dunia sosial, dan ketiga itu malah suka dagang meski saat ini masih kuliah." (Persda Network/domu/