Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ny Hatta Radjasa: Suami Saya Tidak Neko-neko

Kompas.com - 14/05/2009, 06:15 WIB

KOMPAS.com- SOSOK Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian publik. Dia menjadi sosok yang meruntuhkan tembok pemisah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan kubu Partai Demokrat versus PDI Perjuangan. Hatta dua kali diutus SBY menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di kediaman Jalan Teuku Umar Jakarta. Ada apa dengan Hatta?

Hatta dua kali menjadi berkunjung ke kediaman Mega, namun ia tak mudah berbagi cerita soal inti pertemuan. Dia hanya menyampaikan pertemuan membenahi administrasi rumah pemberian negara kepada Megawati selaku mantan Wakil Presiden/Presiden.

Bukan saja untuk wartawan Hatta tertutup, kepada istrinya, Oktiniwati Ulfa Dariah Radjasa, pun dia tidak menceritakan detail apa yang dilakoninya; perantara SBYdan Mega.

Bertempat di sekretariat Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), di kawasan Senayan, Jakarta, Okke, sapaan Oktiniwati blak-blakan tentang rahasia sosok Hatta di dalam rumah tangga maupun pemerintahan.

"Saya tidak mengerti, dan saya sudah bilang bahwa saya tidak mengerti politik. Persisnya saya tidak tahu dan yang menilai itu kan orang, dan kebetulan memang saya lebih melihat suami saya yang saya lihat di rumah orangnya humble (rendah hati), jujur, dan commited. Kalau toh kemudian dia keluar dan Pak SBY mempercayakan ke beliau untuk menjadi delegasi khusus, itu pilihannya Pak SBY. Suami saya, orangnya tidak neko-neko. Orangnya apa adanya," ujar Okke dalam wawancara khusus Persda Network.

Menurut perempuan berjilbab ini, Hatta sesekali berbagi cerita atau curhat, tetapi temanya bukan mengenai politik. "Kebetulan saya tidak terlalu mengerti politik, dan amat sangat lucu juga, karena saya tidak mengerti politik. Misalkan apa itu, koalisi dan satu lagi apa itu... oposisi. Jadi kalau berbicara dengan saya tidak akan menyambung bila soal politik," ujar Okke.

Okke menjelaskan, pembicaraan politik bahkan tidak pernah menjadi topik hangat dalam diskusi atau pembicaraan keluarga besar Hatta. Hatta-Okke dikaruniai empat anak, yakni Reza, Aliya, Azimah, dan Rasyid. Menurut Okke, keempat anaknya tidak ada yang mewarisi minat politik sang ayah. Meski menonton televisi, dan membaca koran nasional yang membahas politik dengan tampilan sosok Hatta, keluarga biasa-biasa saja.

"Kalau ke politik, sementara belum ada putra-putri yang kelihatan berminat," ujarnya.

Pembicaraan soal politik, lanjut Okke sebatas mempertanyakan kulit dari perjamuan politik yang akhir-akhir dilakoni Hatta. "Seperti kenapa datang ke rumah Ibu Mega, kok menjadi ramai. Tidak bertanya kenapa sih datang ke Megawatinya. Jadi tidak terlalu antusias dengan cerita politik," urainya.

Ketua Program Kegiatan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bidang Indonesia Pintar ini menceritakan, pembahasan biasa terjadi akhir pekan ketika keluarga sambil bersantap makan. Pembicaraan ini biasa dilangsungkan pada meja berbentuk bulat sehingga dinamai pertemuan meja bundar. Di meja bundar inilah, Hatta dan keluarga berbicara perihal bisnis, bukan soal politik.

"Bila Bapak berbicara dengan anak ketiga yang suka berdagang, dan bisnis. Tema ini akan menjadi topik panjang," jelasnya seraya menerangkan, kesukaan anak Hatta. "Anak saya yang besar itu suka di dunia enggineering. Kalau anak saya kedua suka dunia sosial, dan ketiga itu malah suka dagang meski saat ini masih kuliah." (Persda Network/domu/ade/yusnita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com