Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul Tak Cemburu bila Boediono Dampingi SBY

Kompas.com - 12/05/2009, 16:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring mengaku tidak merasa cemburu jika Susilo Bambang Yudhoyono memilih Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai calon wakil presidennya.

"Ya bukan cemburu, mungkin pertimbangan beliau persoalan kita krisis ekonomi. Sehingga perlu mengambil orang-orang yang terkait dengan keahlian di bidang krisis ekonomi ini," terang Tifatul, saat ditemui di Gedung Dakwah PKS, Jakarta (12/5).

Selain itu, Tifatul juga mempertanyakan mengapa Boediono bersedia dengan tawaran sebagai cawapres. Karena di dalam undang-undang wapres tidak mempunyai kewenangan yang banyak dalam mengatur jalannya roda pemerintahan.

"Saya juga heran, kalau Pak Boediono mau. Sayang gitu lho. Sebagai seorang gubernur bank sentral gengsinya tinggi, gajinya juga tinggi dan itu internasional jaringannya. Tiba-tiba mau jadi wakil presiden," tanyanya.

"Wapres kan jabatan politik, bukan jabatan profesional. Kalau profesional itu ada di bangku menteri. Dan orang yang sekelas orang finance, seperti Pak Boediono itu bank sentral sudah jabatan yang paling tinggi," tambah Tifatul.

Ia lebih setuju jika Boediono ditempatkan pada posisi lain. Sebab, menurutnya, posisi wapres itu lebih baik jika dipegang oleh sosok yang berasal dari partai politik.

"Saya menghormati Pak Boediono sebagai profesional. Tapi kalau untuk jabatan wapres, ya kenapa tidak dari parpol saja," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com