JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyarankan agar capres Demokrat SBY meminang seseorang yang berasal dari partai politik untuk menjadi cawapresnya, bukan dari kalangan profesional.
Logikanya, jika ada situasi darurat di mana presiden berhalangan, tidak ada kalangan partai yang membela wakil presiden yang sedang menggantikan presiden. "Nanti tidak ada yang membela di parlemen, dukungan massa, tidak ada dukungan politiknya kalau ada masalah," ujar Tifatul sebelum Musyawarah Majelis Syuro XI PKS di Bidakara, Jakarta, Sabtu (25/4).
Menurut Tifatul, pemilihan cawapres dari kalangan parpol akan lebih logis. PKS sendiri kemarin telah merumuskan delapan nama yang menjadi aspirasi akar rumput untuk 'ditawarkan' kepada SBY, antara lain Presiden PKS Tifatul Sembiring, anggota Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid, Sekjen Anis Matta, dan anggota Majelis Syuro lainnya: Salim Segaf Al Jupri. Semuanya dari kalangan internal partai. "Sri Mulyani enggak pernah disebut, enak aja. Yang kuat HNW," tutur Tifatul.
Namun, delapan nama ini masih cair, tergantung permintaan parpol, terutama Demokrat, yang akan meminang. Namun, secara garis besar, ungkap Tifatul, suara PKS akan diputuskan dalam musyawarah majelis syuro hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.