JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan perolehan suara terbesar, ada kemungkinan Partai Demokrat tetap berkoalisi dengan Partai Golkar, tetapi tidak lagi menyandingkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pasangan calon presiden dan wakilnya. Hal tersebut mungkin saja terjadi di tengah situasi politik saat ini.
"Dari logika saja, rasanya tidak mungkin SBY akan kembali menggandeng JK sebagai Wapres, setelah sebelumnya JK menyatakan maju jadi capres," ujar Ketua FKB DPR RI Effendy Choirie, Selasa (14/4). Namun, demikian kata Choirie, SBY tetap akan membutuhkan Golkar, tetapi bukan JK.
Menurut analisisnya, SBY akan memilih kader Golkar lainnya, seperti Akbar Tandjung ataupun Agung Laksono. Menurutnya, dari kedua nama kuat di internal Golkar itu, masing-masing punya kelebihan dan tentunya akan sangat dipertimbangkan SBY.
Effendi Choirie mengatakan, jika melihat posisi Agung Laksono sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar, maka secara formal jika tetap ingin mengandeng Golkar mestinya Agung yang dipilih. Namun, Agung memiliki latar belakang Jawa yang tampaknya sulit dijual ke para pemilih yang non-Jawa.
Sementara Akbar Tandjung, ujarnya, memiliki kelebihan berasal dari luar Jawa, serta pengalaman politik dan birokrasinya yang panjang. "Selain itu, Akbar juga akan dibutuhkan SBY jika ternyata SBY nanti dikeroyok ramai-ramai. Untuk mengatasi ini saya rasa SBY membutuhkan sosok seperti Akbar," katanya.
Ketua DPP PKB itu menilai secara umum elektabiltas dan akseptabilitas Akbar Tandjung lebih tinggi di masyarakat daripada Agung Laksono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.