Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Masih Menganalisis Pemicu Alarm Sukhoi

Kompas.com - 20/02/2009, 23:05 WIB

JAKARTA, JUMAT - Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Marsda Sagom Tamboen memastikan, baik Komando Armada Timur (Koarmatim) TNI Angkatan Laut maupun Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI Angkatan Udara, keduanya sama-sama tidak mendeteksi adanya aktivitas kapal perang maupun pesawat tempur asing di wilayah udara dan laut sekitar Sulawesi Selatan.

Hal itu disampaikan Sagom, Jumat (20/2), menyusul laporan Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, yang menyatakan dua pesawat tempur barunya, Sukhoi jenis Su-30 MK2, telah dikunci peluru missile dari pihak yang tidak diketahui asalnya.

"Untuk hari ini juga tidak ada izin keamanan (security clearance) yang dikeluarkan untuk pesawat atau kapal (tempur) dari negara mana pun melintas di kawasan kita terutama di Sulsel. Saya sudah menanyakan itu ke Koarmatim dan juga ke Kohanudnas. Soal keterangan dari beliau (Ida Bagus Putu Dunia), memang hal itu kewenangannya," ujar Sagom.

Saat ini menurut Sagom, TNI terus melakukan analisis terutama dari data penerbangan yang terekam dari kedua pesawat tempur dan juga laporan pihak Koarmatim dan Kohanudnas. Dia mengimbau semua pihak tidak terlalu dini membuat kesimpulan ada pihak yang mau menyerang kedua pesawat tempur TNI AU tadi atau mengganggu wilayah kedaulatan Indonesia.

Tidak terburu-buru

Namun Sagom membantah kemungkinan-kemungkinan lain seperti rusaknya sistem peringatan pesawat tempur tersebut karena selain masih baru, alarm peringatan berasal dari kedua pesawat tadi. Saat kejadian, pilot Rusia tengah melatih pilot-pilot tempur TNI AU. Sagom juga membantah kemungkinan ancaman serangan berasal dari kapal selam asing.

"Pilihan kemungkinannya kan memang dua, antara benar-benar dikunci dan akan ditembak atau karena ada kesalahan sistem. Kalau kemungkinan kedua sulit lah, karena alarm yang berbunyi dari kedua pesawat bersamaan. Masak iya, rusak dua-duanya?" ujar Sagom.

Lebih lanjut menurut Sagom, soal kemungkinan ancaman serangan dari kapal selam juga kecil kemungkinannya karena teknologi kapal selam belum memungkinkan untuk menyerang pesawat tempur yang bergerak di udara. Sagom meminta semua pihak tidak mengambil kesimpulan secara terburu-buru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Nasional
Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Nasional
Megawati Kenang Drama 'Dokter Setan' yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Megawati Kenang Drama "Dokter Setan" yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Nasional
Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com