Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dephan Kembali Jajaki Bahas RUU Kamnas

Kompas.com - 10/02/2009, 23:02 WIB

JAKARTA, SELASA — Departemen Pertahanan kembali jajaki upaya penyusunan draf Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) yang baru pascapengkajian oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Hal itu diawali Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Selasa (10/2), dengan mengundang sejumlah Sekretaris Menteri Koordinator, Sekretaris Jenderal, Sekretaris Menteri Negara, serta Sekretaris Utama dari Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam acara coffee morning di Dephan.

"Tadi saya bicara, misalnya soal kewenangan Menkominfo dan Polri dalam menetapkan keamanan dari segi ketertiban masyarakat, sejauh itu terkait informasi yang beredar. Juga saya bahas soal spektrum Kamnas, di mana terdapat 'K' (huruf kapital) dan 'k' (huruf kecil) dalam hal keamanan," ujar Juwono.

Sebagai aparat sipil, menurut Juwono, kepolisian memang menjadi penjuru "k" (kecil), yang mewadahi aspek penegakan hukum serta perlindungan masyarakat (linmas) dan juga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Namun, bukan berarti Polri akan menjadi satu-satunya otoritas yang berwenang menjaga keamanan domestik. Hal itu karena Departemen Dalam Negeri (Depdagri) sebagai keamanan dalam negeri (internal security) merupakan penjuru yang paling penting untuk melihat Indonesia sebagai negara kesatuan yang aman.

Seperti diwartakan, RUU Kamnas sempat mengundang kontroversi, salah satunya dipicu penolakan Polri untuk ditempatkan di bawah departemen tertentu. Selain itu, penolakan juga dilontarkan sejumlah kalangan sipil terhadap sejumlah pasal yang dinilai terlalu memberi porsi lebih besar pada pelibatan TNI.

Lebih lanjut menurut Juwono, dirinya dalam pertemuan itu juga memaparkan soal "K" (besar), yang dapat diterjemahkan sebagai kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Untuk persoalan itu kewenangan berada di Departemen Pertahanan dan TNI.

Keberadaan RUU Kamnas, menurut Juwono, diharapkan dapat memadukan kedua "k" dan "K" tadi sehingga walaupun dipisah secara administrasi, keberadaan keduanya tidak dipisahkan secara fungsional sehingga penegakan hukum (law enforcement), kamtibmas, dan linmas dapat berjalan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com