Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Kampanye Tidak Menjamin Kesuksesan Parpol

Kompas.com - 09/02/2009, 21:16 WIB

JAKARTA, SENIN — Kampanye melalui iklan di media massa secara terus-menerus tidak menjamin kesuksesan partai dalam Pemilu 2009. Kecuali, iklan tersebut dibarengi pendekatan di tingkat bawah dengan menyesuaikan tipe dan kebutuhan masyarakat di tiap daerah.

"Partai harus mampu mengedukasi, memperbaiki keadaan dan memberi contoh langsung ke masyarakat," kata dosen pascasarjana Fakultas Ekonomi UI Firmanzah di Jakarta, Senin (9/2). Pengarang buku Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas itu mengatakan, kebutuhan tiap wilayah harus bisa diprediksi sehingga perolehan suara bisa diraih dengan optimal.

Ada empat tipe masyarakat yang harus diperhatikan. Pertama, tipe tradisional yang cenderung memuja seorang tokoh. Tipe ini tidak memedulikan pada program partai yang ditawarkan karena apa yang dilakukan tokohnya adalah yang terbaik.

"Kiatnya dengan menyesuaikan kebiasaan yang dilakukan tokoh setempat. Jika masyarakat religi maka pendekatan harus dilalui lewat rutinitas agama yang sering dilakukan," ujarnya.

Selanjutnya, tipe rasional yang cenderung berdasar pada tawaran politik partai. Program-program yang masuk akal dan termasuk langkah secara rasional akan menjadi kekuatan untuk menarik pendukung. Selain itu, usaha nyata juga harus dilakukan sebagai langkah awal untuk meyakinkan konstituen.

Berbeda lagi dengan tipe kritikal yang cenderung lebih konservatif pada kecocokan ideologi. Masyarakat tipe ini cenderung akan membentuk kelompok sendiri ketika aspirasinya tidak tersalurkan.

Karena itu, langkah-langkah mendasar adalah bisa memahami kelompok tersebut dengan memberi alternatif tanpa maksud merubah pemikirannya. "Paling parah kelompok seperti ini kemungkinan akan membentuk partai baru yang mewakili kelompoknya," tambah Firmanzah.

Terakhir, tipe skeptis yang cenderung tidak peduli pada tawaran partai apa pun. Kelompok ini merupakan dampak dari kekecewaan atas janji partai sebelumnya. Langkahnya mendapatkan suaranya adalah pendekatan personal, termasuk upaya perubahan nyata jauh sebelum pemilu digelar.

"Tipe ini tersulit, karena upaya apa pun belum tentu meyakinkan pilihannya pada sebuah partai," jelasnya.

Pemahaman kondisi masyarakat, lanjut Firmansyah, akan menjadi penyeimbang dalam kesuksesan dalam peraihan suara yang maksimal. Apalagi, cara seperti ini diyakini dapat berkerja optimal pada partai-partai kecil tanpa harus menggunakan biaya besar lewat iklan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com