Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjalan Kaki, Rizal Ramli Datangi Mabes polri

Kompas.com - 15/01/2009, 11:53 WIB

JAKARTA, KAMIS - Rizal Ramli akhirnya memenuhi panggilan Mabes Polri hari ini. Ia didampingi istri dan pengacaranya datang sekitar pukul 10.20 WIB lewat pintu pejalan kaki Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Kamis (15/1).

Sebelumnya, ia dan sekitar 30 pendukungnya berjalan kaki dari Hotel Ambhara di kawasan Pasaraya Blok M. Sepanjang jalan ia membagikan bunga sebagai aksi damai. Setelah sampai di depan pintu gerbang Mabes Polri, Rizal dan pendukungnya sempat melepas sekitar 10 merpati sebagai simbol perdamaian dan menyanyikan beberapa lagu diiringi gitar.

“Sebetulnya kasus ini tak lagi relevan karena saya dituduh berada di belakang aksi unjuk rasa demonstrasi BBM. Padahal pemerintah sudah menurunkan harga BBM, kami melihat ini sebagai upaya penjegalan kami untuk maju sebagai capres,” ujar Rizal kepada waratwan sebelum masuk ke Bareskrim.

Dikatakannya, sejak dijadikan tersangka, semakin banyak dukungan baik itu dari parpol maupun kalangan masyarakat lain. “Ada dukungan dari Eros Djarot dari PNBK, P3I yakni golongan pengusaha dan pekerja, justru banyak berdatangan dukungan sejak kami dijadikan tersangka,” katanya.

Saat ini, Rizal Ramli sedang diperiksa oleh penyidik dan terlihat beberapa pendukungnya dari Komite Indonesia Bangkit seperti Adhie Massardi masih berada di luar Bareskrim. Rizal didampingi oleh tim pengacara yang dipimpin oleh Otto Hasibuan dan Luhut Panggaribuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com