Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P dan Demokrat Desak Dirut Pertamina Mundur

Kompas.com - 07/01/2009, 20:16 WIB

JAKARTA, RABU — Direktur Pertamina Ari Sumarno disarankan untuk mengundurkan diri bila merasa tak mampu lagi bertugas melayani masyarakat dalam mendapatkan BBM. Jajaran di elite Pertamina dinilai sudah selayaknya direformasi.

Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum mengatakan, bila teguran Presiden SBY terhadap Pertamina tak juga diindahkan, para petinggi Pertamina, termasuk Dirut Ari Sumarno haru diganti. Selama ini, Pertamina selalu yang menyebabkan masalah sehingga rakyat sulit untuk mendapatkan BBM.

"Pertamina acap kali tidak cekatan dalam melaksanakan tugas. Berkali-kali juga terjadi kelangkaan BBM dan elpiji, kinerja yang ditunjukkan memang tidak baik. Oleh karena itu, jika masih tidak mampu melayani masyarakat, lebih baik diganti saja (Dirut Pertamina) dengan yang lebih mampu dan mau bekerja keras," tegas Anas Urbaningrum di Jakarta, Rabu (7/1).

Ia menegaskan, Pertamina tidak boleh main-main dengan kepentingan rakyat. "Oleh karena itu, kalau Dirut Pertamina memang tidak memiliki komitmen terhadap kepentingan rakyat, silahkan minggir saja," cetusnya.

Reformasi total

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyatakan, kinerja para petinggi di Pertamina tidak memuaskan dan tak mampu bekerja sehingga menyebabkan pasokan BBM kepada rakyat tersendat. Tjahjo Kumolo mengungkapkan, reformasi di internal Pertamina sudah saatnya dilakukan melihat buruknya kinerja yang ditunjukkan sekarang ini. Satu hal yang paling menjadi alasan mendasar adalah Pertamina tak mampu berbuat maksimal, di beberapa daerah masih ada kelangkaan BBM.

"Reformasi birokrasi dan kinerja pemerintah harus total menyeluruh, harus dijadikan prioritas utama karena masalah kelangkaan BBM adalah hal yang vital, menyangkut hajat hidup semua aspek," tandas Tjahjo Kumolo.

Ia juga menyatakan bahwa seharusnya Pemerintah SBY berani menetapkan harga BBM Rp 3.800 untuk jenis premium saat ini. "Ini sudah plus 10 persen sebagaimana keterangan Menkeu bahwa BBM sudah tidak disubsidi lagi. Masak pemerintah mau ambil untung dari rakyat?" Tjahjo Kumolo mempertanyakan.

Tjahjo Kumolo kemudian mempertegas lagi, saat ini SPBU sudah tak berani menyimpan BBM dengan jumlah yang banyak. Menurutnya, bila asumsinya BBM bisa diolah di dalam negeri, maka harganya bisa dibawah Rp 3.800.

"Jadi, harusnya Pertamina sebagai pemerintah harus memperhatikan hal ini, bukannya hanya untuk mengambil keuntungan saja," kata Tjahjo Kumolo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com