Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Peduli Palestina?

Kompas.com - 30/12/2008, 07:38 WIB

Sikap kaku semacam itu sudah terbukti gagal. Sudah beberapa tahun ini tidak ada solusi yang adil bagi kedua belah pihak. Belum lagi intervensi dari pihak luar semakin memperumit hubungan Israel-Hamas. Sejumlah perundingan hanya berhenti di atas meja karena Hamas sebagai kekuatan penting di Palestina kerap diabaikan dalam upaya pengambilan keputusan.

Terlebih, harus diakui, konflik internal antara Hamas dan Fatah. Gagalnya perundingan yang dimediasi Liga Arab di Mesir baru-baru ini menggambarkan bahwa ketidakmampuan Hamas dan Fatah untuk membicarakan perihal masa depan Palestina. Jika di antara mereka tidak mampu mencari titik temu untuk kepentingan Palestina, bagaimana dengan pihak internasional? Oleh sebab itu, masalah Palestina pertama-tama sangat bergantung pada sejauh mana kedua faksi tersebut mampu mencapai kemufakatan tentang peta baru politik Palestina, terutama dalam kaitannya dengan Israel.

Pada masa lalu, Hamas yang dikenal sebagai faksi keras dan menggunakan jihad (perang) sebagai salah satu ideologi politiknya sebenarnya mempunyai wajah lain yang relatif moderat. Menurut Shaul Mishal dan Avraham Sela dalam The Palestinian Hamas, Hamas sebenarnya mempunyai pengalaman koeksistensi di tengah konflik, yaitu saat Hamas mau berdamai dengan Organisasi Pembebasan Palestina yang dipimpin mendiang Yasser Arafat. Mereka mempunyai doktrin, yaitu larangan berperang di antara sesama warga Palestina (hurmat al-qital al-dakhily).

Pada akhirnya, kepentingan Palestina harus diletakkan di atas segala-galanya. Termasuk bagi Israel yang sedang melancarkan serangan, bahwa apa yang mereka lakukan saat ini pada hakikatnya hanya menyusahkan warga sipil dan menambah penderitaan bagi Palestina. Serangan mereka kali ini hanya membangkitkan benih-benih radikalisme di Timur Tengah dan dunia pada umumnya.

Zuhairi Misrawi Ketua Moderate Muslim Society

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com