Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Batik Tulis Nita Azhar

Kompas.com - 26/12/2008, 23:37 WIB

Sejak awal Nita memfokuskan pada desain motif batik. Ia memasukkan cabang-cabang kesenian Jawa dalam motif batiknya, mulai dari wayang, topeng, hingga ornamen warangka (kerangka) keris. Kedekatannya dengan batik dan dunia kesenian Jawa telah melatarbelakangi pilihan motif-motif rancangannya.

Nita mengenal batik dari sang nenek yang sering membatik untuk mengisi waktu senggang seusai menunaikan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Neneknya juga memiliki koleksi batik yang relatif banyak. Setiap beberapa bulan sekali, Nita yang waktu itu masih kanak-kanak diajak sang nenek mengeluarkan kain-kain batik dari lemari untuk diangin-anginkan, kemudian dilipat lagi dan disimpan.

”Belakangan kenangan itu membuat saya ingin membuat batik dan menampilkannya ke berbagai penjuru dunia,” kata ibu tiga putra ini.

Adapun dari sang kakek, Nita mengenal tokoh-tokoh dan cerita-cerita wayang kulit. Menjelang tidur, kakeknya selalu mendalang sebagai pengantar tidur si cucu. Masa kecil Nita juga diisi dengan memainkan gamelan dan wayang kulit koleksi sang kakek. Unsur-unsur kesenian Jawa itu kemudian menjadi ciri khas rancangan Nita.

”Saya ingin mengenalkan budaya Indonesia melalui motif-motif (batik) yang kita punya. Kekayaan budaya kita itu sangat banyak, tetapi masih relatif sedikit orang yang tahu,” ujarnya.

Meskipun Nita hidup di dunia ”wangi” jagat mode, penampilan sehari-harinya jauh dari citra glamor. Dia lebih nyaman mengenakan celana jins dan kemeja katun, seperti saat masih menggeluti dunia teater. Penampilan itulah yang menjaga dia untuk tetap dekat dengan komunitas seniman, mbok-mbok penjual sayur di pasar, hingga anak-anak jalanan.

Baginya, dunia ”wangi” tidak akan berarti jika orang di dalamnya tercerabut dari akar budayanya sendiri, apalagi lantas terjebak dalam gemerlap komunitas semu. Oleh karena itulah, Nita memilih konsisten dengan penampilan yang bisa terus mendekatkan dia dengan lingkungan di sekitarnya.

Jiwa sosial Nita pun mengantarnya ke berbagai kegiatan amal. Pascagempa bumi di Yogyakarta (2006), ia bersama sejumlah desainer menggelar lelang amal yang semua hasilnya disumbangkan untuk para korban gempa bumi. Dia juga turut andil dalam Peragaan Busana Tsunami Charity Night di Guangzhou, China, dan Hongkong.

”Yang bisa saya berikan hanya karya-karya saya. Saya berkomitmen untuk mendukung setiap kegiatan amal karena inilah yang membuat kita berarti dalam masyarakat,” ujar perempuan bernama lengkap Sukmawati Nita Lestari ini.

Motif wayang beber

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com