Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Madu" dan "Racun" dalam Pilkada Jatim

Kompas.com - 03/12/2008, 12:39 WIB

SURABAYA, RABU — Pengamat kebudayaan Madura, Ali Usman, mengatakan, Madura bisa bermakna "madu" dan "racun" sesuai gabungan nama pulau itu dalam Pilgub Jatim.    

Dikatakan "madu" karena mengacu pada hubungan sosial antarsesama, hal itu terpotret dalam pertemanan mereka, baik sesama orang Madura maupun yang di luar masyarakat Madura.  Kedekatan dalam tali persahabatan tersebut tak jarang melebihi saudara atau kerabatnya sendiri.

 Sementara itu, orang Madura dikatakan "racun" karena bertumpu pada sebagian sifat kerasnya. Dari situlah, Ali Usman menyimpulkan, masyarakat Madura kemudian selalu diidentikkan dengan budaya kekerasan (baca: carok) yang melekat kuat pada perbuatan dan tindak-tanduk perilaku individunya.

Dalam pertarungan politik untuk memperebutkan kursi gubernur Jawa Timur periode 2008-2013, tak satu pun orang Madura yang ikut ambil bagian. Namun, peranan orang Madura sangat dominan dalam memberikan warna pada Pilgub Jatim yang sudah berlangsung dalam dua putaran itu.

Bahkan sebagian penduduk Madura memiliki hak berpolitik yang sangat istimewa dalam Pilgub Jatim. Mereka berhak menentukan nasib Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu lima tahun ke depan, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

Hak istimewa yang dimiliki masyarakat dua kabupaten di Pulau Garam itu tidak dimiliki oleh mayoritas penduduk Jawa Timur lainnya. Dengan kata lain, gubernur Jawa Timur kini telah berada di tangan orang Madura, kendati tak satu pun orang Madura yang ikut berlomba menuju Grahadi.

Kedigdayaan orang Madura dalam Pilgub Jatim itu sejak awal sudah mulai tampak. Mulai kisruh pada penghitungan suara hingga putusan MK. Orang-orang Madura yang dikenal berani dan tampil apa adanya itu mampu mencuri perhatian publik setelah dihadirkan sebagai saksi dalam sidang sengketa Pilgub Jatim yang digelar di Gedung MK, Jakarta.

Lalu yang perlu dicatat, Ketua MK Mohammad Mahfud MD, yang memutuskan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang serta penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan, adalah orang Madura.

Lengkap sudah peranan orang Madura dalam menentukan seorang kepala daerah di provinsi paling timur di Pulau Jawa itu.
   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com