Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ke Cilacap, Bupati Tengahi Soal Pemakamam

Kompas.com - 08/11/2008, 08:45 WIB

LAMONGAN, SABTU - Saat memberi keterangan pers, Kakak Amrozi, Ustadz Khozin, Sabtu (8/11) mengatakan pada pukul 02.45 adik Amrozi dan kerabat, Suhadak, Ali Fauzi berangkat ke Cilacap didampingi Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Lamongan, Nugroho dan Kepala Satuan Intilijen dan Keamanan Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Sodikin.

Amzrozi cs, ingin bertemu keluarga dan istri terakhir kali sebelum dieksekusi. Ustadz M Khozin juga menjelaskan pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 Bupati Lamongan, Masfuk juga datang bersilaturahmi bersama Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Lamongan, Nugroho.Selain itu Masfuk memberi jalan tengah soal prosesi pemakaman.

Dengan alasan demi keamanan kejaksaan hanya memperkenankan keluarga mengidentifikasi jenazah, tidak perlu diganti kafan dan disucikan ulang. Keluarga ingin mensucikan jenazah, memandikan, mengkafani ulang dan menshalati sebelum dimakamkan sesuai wasiat Amrozi dan Ali Ghufron.

Akhirnya persoalan itu ditengahi dengan jalan kain kafan disediakan keluarga. "Kami terpaksa menerima usulan hanya menyediakan kain kafan," kata Khozin. Sejak pukul 01.45 keluarga Amrozi menggelar pertemuan tertutup di rumah kakak tertua Amrozi, Alimah dekat Masjid Baitul Mutaqqin. Pertemuan tersebut diantaranya dihadiri, Ibu Amrozi, Tariyem, istri Ali Ghufron alias Muklas, Farida, kakak Amrozi, Ustadz Khozin, dan adik Amrozi, Ali Fauzi.

Pertemuan keluarga itu berlangsung tertutup. Akses jalan menuju rumah Tariyem, Alimah dan masjid Baitul Mutaqqin di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, tertutup bagi wartawan dan masyarakat umum. Jalan masuk menuju rumah keluarga ditutup dengan sepeda motor yang dipasang berderet. Sementara karang taruna Desa Tenggulun sejak Jumat malam menertibkan kendaraan yang parkir.

Kepala Desa Tenggulun, Abu Sholeh setiap mobil wartawan akan diberi tanda khusus dan dikenai Rp 10.000 untuk parkir. Sementara sepeda motor sementara digratiskan, tapi pada hari H eksekusi dan prosesi pemakaman akan dikenai biaya parkir Rp 1.000.

Desa menyediakan parkir di lapangan Desa Tenggulun dekat tempat pemakaman umum. area parkir mengunakan lapangan berukuran 60 meterX110 meter. "Ini untuk mengantisipasi ledakan pengunjung maupun wartawan yang ingin melihat langsung situasi pada hari H. Perkiraan kerabat dan sahabat yang akan datang mendoakan juga banyak, kalau tidak ditertibkan dan dilokalisir bisa semrawut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com