Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Berkembang di Ambang Krisis Nilai Tukar

Kompas.com - 31/10/2008, 09:58 WIB

Komoditas, termasuk minyak mentah, yang sebelumnya sempat jadi tempat pelarian lain kini ditinggalkan karena kekhawatiran resesi global akan membuat permintaan dan harga minyak ikut rontok kendati Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sudah mengurangi produksi.

Negara-negara Amerika Latin berpotensi terjerumus kembali dalam krisis utang. Brasil, seperti pengakuan Presiden Bank Sentral Henrique Meirelles, sudah mengeluarkan 22,9 miliar dollar AS hanya dalam kurun 8-20 Oktober 2008 untuk mendongkrak nilai mata uang real. Sebesar 3,2 miliar dollar di antaranya untuk intervensi langsung di pasar spot.

Meksiko juga harus merogoh 6,4 miliar dollar AS pada 10 Oktober saja untuk intervensi dengan memborong peso di pasar. Real Brasil sudah kehilangan sekitar sepertiga nilainya terhadap dollar AS dan indeks saham bursa sudah jatuh 32 persen selama kurun 1 Agustus-22 Oktober lalu.

Di Eropa Timur, sejumlah negara terpaksa menaikkan suku bunga sebagai jurus pamungkas melindungi mata uang agar tetap berada dalam batas pagu Mekanisme Nilai Tukar Eropa (ERM) yang berlaku di zona Euro dan mencegah pelarian modal. Hongaria menaikkan suku bunga 3 persen menjadi 11,5 persen.

Romania juga harus menaikkan suku bunga pinjaman antarbank (overnight) hingga 900 persen untuk meredam pelarian modal kendati secara politis sangat berisiko memicu krisis perbankan berbahaya, seperti terjadi di negara-negara Skandinavia menjelang krisis ERM tahun 1992. Rusia sendiri sudah kehilangan 15,5 miliar dollar AS cadangan devisa untuk mendongkrak nilai tukar mata uangnya.

Kebangkrutan ekonomi

Kalangan ekonom memperingatkan seluruh perekonomian Eropa Timur sekarang ini di ambang kebangkrutan. Setelah Eslandia, berturut-turut sejumlah negara Eropa Timur masuk dalam antrean untuk mendapatkan suntikan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Resesi ekonomi di negara-negara maju zona Euro, seperti Perancis, Jerman, dan Inggris, akan sangat memukul ekonomi Eropa Timur. Ceska, misalnya, menggantungkan 40 persen produk domestik bruto (PDB)-nya pada ekspor ke negara maju di zona Euro.

Perekonomian negara-negara Baltik, menurut para ekonom, bahkan sudah masuk kategori krisis. Latvia dan Estonia yang pertama resesi, disusul Lituania.

Bulgaria dan Romania, dinilai ekonom Citibank, juga sangat rentan mengalami stabilitas finansial, dengan defisit nasional sudah mencapai 21,5 persen dari PDB, sehingga harus berpaling ke Bank Sentral Eropa (ECB) dan IMF untuk menyelamatkan ekonominya dari kebangkrutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com