Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Wehea Raih Penghargaan Internasional

Kompas.com - 22/10/2008, 09:09 WIB

BALIKPAPAN, RABU - Pengelolaan hutan Wehea yang dilakukan secara terpadu oleh masyarakat adat, pemerintah daerah, dan swasta di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, berhasil merebut juara III penghargaan Schooner Prize Award tahun 2008 di Vancouver, Kanada, baru-baru ini. Penghargaan berhadiah 1.000 dollar Amerika Serikat ini diberikan karena model pengelolaan konservasi hutan Wehea dinilai sangat adaptif dan sesuai perkembangan zaman.

Hal ini dikatakan Niel Makinuddin, Manager The Nature Consercancy (TNC)-Orangutan Concervancy Service Program (OCSP) Kalimantan Program yang dihubungi di Balikpapan, Selasa (21/10). ”Keunggulan pengelolaan hutan ini karena ada kerja sama antara masyarakat adat, pemerintah daerah, dan swasta yang terjalin baik. Padahal, kegiatan ini baru ada empat tahun terakhir,” katanya.

Niel mengungkapkan, empat juri, Konrad Von Ritter dari Bank Dunia (Word Bank), Stefan Nachuk dari Rockefeller Foundation, Randy Curtis dari TNC, dan Cynthia Ryan dari Schooner Foundation, menetapkan Taman Laut Masyarakat Arnavon di Pulau Solomon meraih juara I, Proyek II Bolivia Forest di Bolivia juara II, Pengelolaan Hutan Wehea juara III, dan Masyarakat Pengelola Hutan Berkelanjutan oleh Suku Maya (Meksiko) juara IV. Kejuaraan berlangsung di Vancouver, 15 Oktober lalu.

Khusus untuk hutan Wehea, kata Niel, kawasan ini berstatus kawasan hutan produksi terbatas seluas 38.000 hektar. Pemkab Kutai Timur dan Provinsi Kaltim kepada Departemen Kehutanan untuk dijadikan hutan lindung. Namun, belum ditetapkan.

Kawasan ini menjadi penting karena dikelilingi beberapa kawasan konservasi lain, seperti Hutan Lindung Lesan dan Kelay. Hutan ini bekas kawasan hak pemanfaatan hutan yang dipegang PT Gruti III. Tahun 1995 digabung dengan PT Inhutani II menjadi PT Loka Dwihutani. Tahun 2003, hutan dievaluasi Pemprov Kaltim dan kondisinya dinilai masih baik. Di daerah itu ada tiga sungai, yaitu Sungai Melinyiu, Sekung, dan Seleq—semua bermuara ke Sungai Mahakam.

Dari penelitian TNC, di Wehea ada 12 hewan pengerat, 9 jenis primata, 19 jenis mamalia, 114 jenis burung, dan 59 jenis pohon bernilai. Masih ada 760 ekor lebih orangutan. Kekayaan flora yang terungkap baru 12.000 hektar. Saat ini dilakukan penelitian oleh peneliti dari Indonesia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com