Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Keluarga di Pemerintahan SBY-JK, Jauh Lebih Berbahaya

Kompas.com - 21/10/2008, 23:08 WIB

JAKARTA, SELASA - Politik keluarga atau nepotisme di lingkungan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla sebenaranya jauh lebih berbahaya dibandingkan politik keluarga di DPR. Sebab, jika politik keluarga di DPR masih bisa dikendalikan melalui proses seleksi di pemilu, maka nepotisme di pemerintah sama sekali tidak bisa dicegah karena adanya pengangkatan dari eksekutif.

Demikian disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR Dradjat Wibowo di Jakarta, Selasa (21/10).

Kalau di DPR, rakyat masih bisa menyeleksi meskipun dia dicalonkan oleh parpolnya. Akan tetapi, kalau di pemerintahan, politik keluarga itu tidak bisa dikendalikan. "Karena, sifatnya pengangkatan," tandas Drajat.

Nepotisme di pemerintahan di antaranya munculnya sejumlah nama yang terkait pejabat negara. Nama yang disebut-sebut di antaranya terkait dengan kerabat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di antaranya ipar Presiden, Gatot Soewondo yang menjadi Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI), juga ipar Presiden, yakni Brigjen TNI Pramono Eddhie Wibowo yang menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Korps Pasukan Khusus (Kopassus).

Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Badan Pekerja Indonesia Corruption Wacth (ICW) Teten Masduki, bahwa bahayanya politik keluarga di pemerintahan akan berpotensi terjadinya korupsi. Sebab, wilayah publik dan wilayah privat menjadi tipis.

Sementara menurut Ketua Masyarakat Profesional Madani Ismed Hasan Putro, politik keluarga jika diterapkan juga di ranah BUMN, jelas akan menghancurkan BUMN tersebut, karena sulti memeisahkan kepentingan keluarga dan publik.

Ketika Orde Baru tumbang, sebenarnya banyak keinginan membangun pranata politik yang tidak feodal dan oligarki. Namun, pada prakteknya, elit politik dan pemimpin bangsa tidak mampu melepaskan dirinya dari kungkungan feoldalistik dan politik oligarki yang selama ini telah dijalankan oleh Pemerintahan Soeharto, ujar Ismed.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com