Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Algarve dan Jejak Jelajah Portugal

Kompas.com - 05/10/2008, 12:37 WIB

Semua nama dengan awal Al berasal dari bahasa Arab, seperti Algarve berasal dari kata Al-Gharb (”Barat”), menunjukkan ujung barat kekaisaran Islam. Atau kota Albufeira berasal dari kata Al-Buhar (kastil di atas laut) karena di kota itu ketika diduduki bangsa Moor pernah terdapat kastil yang didirikan bangsa Romawi.

Ikut tur setengah hari dengan bus wisata dari Albufeira berbiaya 20 euro (sekitar Rp 275.000), keinginan melihat ujung paling barat Semenanjung Iberia, tak jauh dari kota Sagres, akhirnya terwujud juga. Bangsa Romawi dan Moor menganggap ujung paling barat daya Benua Eropa itu, Cabo de Sao Vicente, adalah ujung dunia. Di sana kita kini cuma bisa menemukan mercu suar yang dikelilingi benteng dan bangunan bekas biara Fransiskan.

Di Sagres selain terdapat benteng tua juga ada kompas angin dengan diameter 43 meter di atas tanah yang diyakini ciptaan Henry dan menjadi petunjuk para pelaut Portugal untuk mengarungi samudra luas di barat. Lagos jauh lebih menarik. Selain bentangan pantai berpasir putih yang dipenuhi turis berjemur serta bukit-bukit karang berwarna oker yang amat eksotis, terutama di Pantai Praia Dona Ana, kota Lagos penuh dengan jejak sejarah maritim Portugal. Pemandu menunjukkan lokasi pasar budak pertama di Eropa. Konon Nuno, salah satu penjelajah Henry pertama kali membawa budak dari Sahara tahun 1441 ke Lagos.

Gempa dan tsunami

Salah satu tempat yang sayang dilewatkan di Lagos adalah Gereja Santo Antonio yang menempel Gedung Museum Lagos.

Bergaya barok abad ke-18, Gereja Santo Antonio dibangun setelah gempa dahsyat dan tsunami tahun 1755 menghancurkan kota Lisbon dan kota-kota pesisir selatan Algarve, termasuk Lagos. Dipenuhi ukiran kayu berlapis emas, bagian bawah dinding gereja ditutup ubin biru putih azulejos, salah satu jejak pengaruh budaya Moor. Azulejos kemudian berkembang dan menjadi salah satu fitur arsitektur Portugis.

Kunjungan ke Algarve tak akan lengkap jika kita belum menyempatkan diri ke kota Silves, 25 km barat laut Albufeira. Dengan tiket bus bolak-balik 7,50 euro (sekitar Rp 100.000) dari terminal Albufeira, Anda dapat mengeksplorasi kota Silves selama beberapa jam. Selama masa pendudukan Moor, Silves yang terletak di pegunungan Monchique menjadi ibu kota Algarve dan dikenal sebagai ”tempat kelahiran puisi Andalusia Arab”. Salah seorang gubernur Algarve, Al Mu’tamid, pada abad ke-11 memuja Silves dalam puisinya yang prasastinya masih bisa dijumpai di Silves.

Museum Arkeologi Silves dengan sumurnya adalah salah satu saksi sejarah kehebatan budaya Moor. ”Bagi bangsa Moor, air, tanah, dan puisi adalah segalanya. Kalau Portugal masih dijajah bangsa Moor, mungkin kami akan sembilan kali lebih makmur ketimbang sekarang,” tutur Luis Miguel Fernandes Serra Amaral, petugas wisata kota Silves yang amat ramah. Ia mengaku pernah bekerja di Macau dengan gaji jauh lebih besar dibandingkan dengan gajinya sekarang yang pas-pasan.

Lahan pertanian dan properti di berbagai tempat di Algarve kini banyak dikuasai warga Eropa non-Portugal. Roda sejarah seolah berputar ke dasar bagi Portugal, bangsa kolonial yang kini justru memudar wibawanya dan paling kurang makmur di kawasan barat Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com