Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Ingatkan Burhanuddin Soal Kematian

Kompas.com - 23/09/2008, 11:57 WIB

JAKARTA, SELASA — Majelis hakim menilai mantan Gubernur Bank Indonesia memberikan keterangan berbelit-belit saat ditanya mengenai pertanggungjawaban studi banding sejumlah anggota DPR ke Amerika dan Ceko. Anggota majelis hakim Hendra Yospin lantas mengingatkan Burhanuddin soal kematian.

"Ini kesempatan Anda sebagai saksi untuk membuka semuanya. Karena saudara ini kan juga terdakwa. Kalau masalah ini clear, itu menguntungkan semuanya. Kami pun bisa bekerja lebih baik. Ini kesempatan Anda untuk membuka semuanya. Ndak usah takut lagi. Kita semua akan mati Pak. Sekarang berbuatlah yang terbaik. Negara kita ini akan hancur Pak," cecar Hendra saat Burhanuddin bersaksi untuk kasus aliran dana YPPI ke DPR dengan terdakwa Hamka Yandhu dan Anthony Zeidra Abidin di Pengadilan Tipikor, Selasa (23/9).

"Saya akan membuka yang saya tahu Pak," ujar Burhanuddin pelan.

"Bukalah... Ceritalah yang Anda tahu. Logis tidak seorang Gubernur BI tidak menanyakan hasil studi banding. Itu adalah hal tidak mungkin kecuali Anda ingin pasang badan. Kalau Anda ingin buka, bukalah. Sebetulnya kami punya alat lain. Keterangan yang tidak benar bisa diproses hukum. Tapi kita tidak usah ke situ dulu," bujuk Hendra.

Pada sidang kedua mantan anggota komisi IX DPR itu, Burhanuddin tetap mengaku tidak tahu-menahu tentang operasional aliran dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Semuanya dia ketahui dari media massa dan keterangan saksi di persidangan. Termasuk mengenai kucuran dana Rp 31,5 miliar ke sejumlah anggota DPR, yang salah satunya digunakan untuk studi banding ke Amerika Serikat dan Ceko pada Juli-Agustus 2003.

Di AS, pejabat BI dan anggota DPR malah melihat pertunjukan opera dan Patung Liberty, sedangkan anggota Dewan mampir dulu ke Eropa setelah studi banding.

Burhanuddin mengaku tidak menanyakan pertanggungjawaban studi banding itu karena menganggap sudah mengetahui tujuan awal perjalanan tersebut. Studi banding tersebut, lanjutnya, untuk membuktikan bukan hanya Indonesia saja yang melaksanakan BLBI. "Baik, baik. Masalahnya, ini bukan permasalahan olahraga yang tidak ada risiko kan. Ini kan masalah yang menyangkut uang sekian puluh miliar. Ya kan? Kalau masalah bukan uang, saya tak masalah. Kenapa Anda tidak berusaha ingin tahu? Normalnya kan ingin tahu. Ceritakanlah," kata Hendra. "Pasti Yang Mulia," tutur Burhanuddin.

"Tanpa harus mendapatkan laporan, saya kira saya sudah tahu. Hasilnya adalah adanya satu pemaham di negara lain," imbuh pria yang telah ditahan sejak 10 April 2008 oleh KPK itu yang kemudian dipotong oleh anggota majelis hakim, Hendra Yospin.

"Pernah dengar apa yang dikerjakan di sana?" putusnya. "Kemudian saya dengar. Ada yang ke Amerika ke Bank Central Amerika," ujar Burhanuddin yang kemudian dipotong kembali oleh Hendra.

"Yang satu jam kan?" kata Hendra geram.

"Betul," jawab Burhanuddin. "Selebihnya kan tidak. Sekarang Anda saksi. Sekarang Anda tahu. Ceritakanlah sekarang. Studi banding itu kan tidak sesuai target. Salah satunya ke patung Liberty. Anda kan bisa bilang saya tahu dari media. Masak studi banding hasilnya cuma ke Liberty Anda tidak mau tahu?" tukas Hendra yang membuat Burhanuddin tak bisa lagi menjawab.

Studi banding ke Amerika Serikat, diikuti oleh Deputi BI Aulia Pohan, Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simanjuntak, dan analis BI Asnar Ashari. Sedangkan dari DPR, yakni Anthony Zeidra Abidin dan Hamka Yandhu, Max Moein dan Dudi Makmun Murod. Sedangkan studi banding ke Ceko diikuti 15 anggota DPR dari lintas fraksi.

Pengakuan tersebut disampaikan analis BI Asnar Ashari yang bersaksi untuk terdakwa Gubernur BI Burhanuddin Abdullah, Rabu (6/8). Menurut Asnar, studi banding ke Amerika dan Ceko ini dalam rangka amandemen UU BI yang sedang digodok DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com