Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niar, dari Wartawan Menjadi Broker Properti

Kompas.com - 18/09/2008, 09:08 WIB

Tidak mudah bagi Alfia Rahmaniar (45) atau biasa dipanggil Niar untuk berhenti sebagai wartawan dari kantor berita Nikei di Jakarta tahun 2002. Apalagi, bekerja sebagai wartawan sudah ditekuninya sejak tahun 1989 selepas lulus dari Institut Pertanian Bogor.

Akan tetapi, keputusan itu terpaksa diambil dengan berat hati karena harus berkonsentrasi mengurus Bayu, anak satu-satunya yang menderita autis. Namun, ketika anaknya sudah mulai besar dan masuk SMP, Niar merasakan aktivitasnya di rumah tidak terlalu produktif.

Kemudian, dia memutuskan untuk masuk dunia broker properti pada April 2005. Awalnya Niar memang sempat gamang ketika harus memutuskan untuk memasuki dunia baru itu setelah sekian lama bekerja sebagai wartawan. Bekerja sebagai wartawan lebih banyak dilandasi oleh unsur idealisme, sementara menjadi broker properti lebih banyak didasarkan pada pertimbangan pragmatis ekonomi.

Namun, karena didorong oleh kemauan keras, akhirnya dunia baru itu ditekuni dan dijalani juga sampai sekarang. ”Meski pergi ke kantor, sebagai broker saya tidak mendapat gaji seperti ketika menjadi wartawan. Oleh karena itu, setiap bulan saya harus bisa membuat strategi dan mendaftar (listing) rumah-rumah yang akan dijual. Nah, dari hasil transaksi rumah itulah saya mendapat fee yang besarnya antara 2 persen dan 3 persen dari nilai rumah yang dijual,” ujar Niar.

Meskipun wartawan tergolong sebagai ”manusia bebas”, statusnya tetap sebagai karyawan dari sebuah perusahaan. Apalagi, ujar Niar, sekarang industri media massa juga sudah menjadi bagian dari industri kapitalis. Sementara menjadi broker properti lebih banyak menonjolkan unsur kemandirian dalam berusaha.

Karakteristik pekerjaan dua profesi ini sungguh sangat berbeda. Profesi wartawan lebih banyak berkutat dengan kerja intelektual sehingga setiap saat dituntut untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Sementara menjadi broker properti dituntut untuk bisa menguasai ilmu pemasaran dan seni dalam bernegosiasi. Namun, sebenarnya keduanya masih memiliki persamaan, yaitu senantiasa bertemu dengan banyak orang dengan karakteristik yang berbeda.

Kini sebagai broker properti, Niar lebih bebas dalam menentukan waktu dan bisa mengurus keluarga dengan lebih leluasa. Ini didukung oleh dekatnya tempat tinggal dengan lokasi kantor tempat dia sekarang bekerja, yaitu Ray White Bintaro Jaya III di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Sebelumnya, ketika menjadi wartawan, Niar harus sudah berangkat dari rumah ke kantor sekitar pukul 06.00. Sebelum sampai ke kantor di kawasan Jakarta Pusat, dia harus menembus kemacetan Kota Jakarta. Sekarang dia merasa bebas menjalani kehidupan sehari-harinya.

Butuh kemauan

Menjadi seorang broker properti lebih banyak bersentuhan dengan dunia marketing. Ini bagi Niar merupakan sesuatu yang baru, tetapi tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan dipraktikkan. Untuk bisa menjadi broker properti dibutuhkan kemauan untuk bekerja keras karena pendapatan seorang broker ditentukan oleh banyaknya rumah yang dijual.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com