JAKARTA, KAMIS - Dalam rapat konsultasi antara pemerintah, Komisi II DPR RI, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan satu desain surat suara sesuai Pemilihan Umum (Pemilu) 2004. Pilihan itu berdasarkan pertimbangan lebih efisien, lebih memudahkan masyarakat saat memberikan suara. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary seusai rapat tersebut di ruang Rapat Komisi II, Jakarta, Kamis (11/9).
"Desain yang kita pilih nomor dua tidak jauh beda dengan pemilu 2004 yang memuat gambar dan logo parpol serta nama dan nomor urut calon," tutur Abdul. Ia menjelaskan persoalannya tinggal menentukan penyusunan kolom vertikal atau horizontal. "Sebagian ada yang berpendapat sebaiknya vertikal karena dengan kondisi bilik suara yang lebih kecil akan bisa menampung surat suara berukuran 55 x 88 cm, kalau melintang atau horizontal akan menyentuh kiri kanan bilik," jelas Abdul.
Tetapi Abdul mengatakan masyarakat sudah terbiasa dengan horisontal artinya hanya akan ada sekitar 3 baris. "Desain ini masih kita konsultasikan pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ini sifatnya konsultasi jadi kita tidak mengambilkesimpulan tapi akan ditindaklanjuti nanti pada konsultasiberikutnya, langsung pada pimpinan DPR RI dengan pemerintah dan KPU," jelasnya.
Sedangkan untuk penandaan surat suara, dikatakan Abdul, dalam pertemuan ini hampir sepakat untuk satu penandaan saja, yakni mencontreng. Saat ditanya mengenai tenggat waktu penyelesaiannya, Abdul berharap sebelum akhir September ini sudah selesaikarena sudah lama sekali. "Hampir dua bulan kita menggodhog di KPU, jadi harus segera karena tanggal 31 oktober kita sudah menetapkan DCT," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.