Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkahan Terancam Ekspansi Sawit dan Karet

Kompas.com - 10/09/2008, 17:53 WIB

MEDAN, RABU - Obyek wisata alam Tangkahan di Kabupaten Langkat, terancam ekspansi perkebunan kelapa sawit dan karet masyarakat. Ancaman ini terutama datang jika pemerintah tak mau menggarap Tangkahan secara serius sebagai obyek wisata alam yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

Tangkahan saat ini dikenal sebagai obyek wisata alam andalan Provinsi Sumatera Utara, menggeser Bukit Lawang yang terp uruk sejak banjir bandang Sungai Bahorok tahun 2003 silam. Seperti Bukit Lawang, eko wisata Tangkahan juga mengandalkan hutan hujan tropis yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Bahkan masyarakat setempat yang mengelola obyek wisata Tangkahan telah menjalin kerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Leuser, untuk mengelola kawasan taman nasional seluas 17.000 hektar sebagai areal wisata alam.

Hanya saja, saat ini jalan menuju obyek wisata Tangkahan dalam kondisi rusak parah. Padahal jalan tersebut merupakan akses satu-satunya ke Tangkahan. Menurut Ketua Umum Lembaga Pariwisata Tangkahan -organisasi milik masyarakat se tempat yang mengelola Tangkahan- Tanden Bangun, masyarakat bisa memilih kembali menggarap kebun sawit atau karet, jika sektor pariwisata tak menjanjikan kehidupan mereka.

"Apalagi selama ini kan memang kami lebih banyak hidup dari pertanian. Kalau memang pariwisata ini tidak menjanjikan, masyarakat pasti berpikir kembali menanam sawit atau karet, karena sudah pasti ketahuan hasilnya," ujar Tanden di Medan, Rabu (10/9).

Tanden mengungkapan, jika pemerintah serius menggarap Tangkahan sebagai obyek wisata alam yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat setempat, infrastruktur jalan dan jembatan harus diperbaiki. Dia mengatakan, jika infra struktur jalan dan jembatan tetap dalam kondisi rusak parah seperti sekarang, jangan berharap Tangkahan jadi obyek wisata yang menarik bagi wisatawan asing maupun domestik .

Padahal masyarakat sudah mau berubah dengan menanam tanaman yang mendukung wisata alam, seperti buah-buahan. "Kan Tangkahan jadi tak menarik lagi, kalau terlalu banyak sawit dan karet," katanya.

Saat ini saja, obyek wisata Tangkahan dan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser langsung berbatasan dengan perkebunan sawit milik PTPN II. Kondisi ini menurut anggota Komisi B DPRD Sumut Abdul Hakim Siagian sudah sangat mengancam kelangsungan eko wisata Tangkahan. "Apalagi ditambah ancaman ekspansi perkebunan sawit dan karet milik masyarakat," katanya.

Padahal kata Hakim, Tangkahan sangat potensial dikembangkan sebagai wisata alam andalan Sumut. Hakim mengungkapkan, dalam waktu dekat Komisi B DPRD akan memediasi masyarakat Tangkahan dengan Pemprov Sumut dan Departemen Kehutanan.

"Kami akan bertanya langsung ke Gubernur Sumut soal komitmennya membangun pariwisata. Kami juga akan berusaha agar APBD 2009 ada dana untuk mengembangkan pariwisata di Tangkahan," kata Hakim.

Anggota Komisi B DPRD Sumut lainnya Bustinursyah Sinulingga mengatakan, pada prinsipnya DPRD sangat setuju pengembangan Tangkahan menjadi obyek wisata alam. Dia pun mengatakan, agar Tangkahan tak lagi mengulang kesalahan pengelolaan Bukit Lawang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com