Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peralatan SMK Masih Minim

Kompas.com - 08/09/2008, 18:57 WIB

JAKARTA, SENIN - Ketersediaan peralatan teknis di sekolah menengah kejuruan atau SMK guna mendukung pembelajaran produktif siswa masih minim. Selain kuantitasnya yang belum memadai jika dibandingkan jumlah siswa, peralatan yang ada juga belum sepenuhnya sesuai standar dunia usaha dan industri.

Siswa SMKN 29 Jakarta yang belajar bidang keahlian perawatan pesawat terbang, misalnya, menghadapi kendala untuk mengetahui sistem kerja pesawat terbang yang sesungguhnya di sekolah. Mesin kedua pesawat DC-3 dan pesawat tempur Harvard yang dipakai untuk praktik siswa sejak tahun 1970-an sudah tidak berfungsi.

"Untuk pengenalan dasar-dasar teknis sebuah pesawat masih bisa dilakukan di sekolah. Tapi tentu saja teknologinya sudah jauh ketinggalan dengan pesawat yang ada sekarang. Jadi, untuk kompetensi siswa sangat terbatas jika hanya mengandalkan peralatan yang ada di sekolah," kata Wurdono, Kepala SMKN 29 Jakarta, Senin (8/9).

Keterbatasan peralatan juga dialami SMKN 1 Bojong Picung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Di sekolah kejuruan bidang pertanian ini belum tersedia peralatan dan laboratorium kultur jaringan.

Padahal, laboratorium itu dibutuhkan untuk bisa menguji mutu benih dan daya tumbuh kecambah sebelum tanaman diujicobakan ke lapangan. Untuk bisa praktik kultur jaringan, siswa SMK dengan bidang keahlian teknologi benih tersebut secara rutin mendatangi balai pertanian yang ada di Cianjur.

"Kami terbantu dengan izin magang harian yang diberikan balai pertanian di sini. Dengan anggaran yang terbatas, kami sedang mencari-cari peralatan untuk laboratorium kultur jaringan yang sesuai standar industri, tapi harganya terjangkau," kata Iwan Ridwansyah, Kepala SMKN 1 Bojong Picung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Fasilitas komputer yang tersedia di sekolah itu juga masih minim. Sebanyak enam komputer yang sudah terkoneksi internet digunakan secara bergilir oleh 520 siswa.

Di SMK Bina Siswa Jakarta, siswa yang mempelajari keahlian elektronika terpaksa bergiliran menggunakan alat seperti bor duduk dan aschiloskop (alat pengukur sinyal gelombang) karena jumlahnya hanya satu unit. "Guna menghemat biaya praktik, siswa menggunakan komponen kapasitor bekas kakak kelas mereka. Kompetensi siswa untuk merakit elektronika digital yang saat ini berkembang sangat terbatas," kata Dwi Pujiono, guru SMK Bina Siswa.

Direktur Pembinaan SMK Depdiknas Joko Sutrisno mengatakan keterbatasan peralatan yang belum memenuhi standar tersebut menjadi salah satu kendala untuk meningkatkan kualitas SMK. Karena itu, peningkatan anggaran SMK pada 2009 yang naik dua kali lipat menjadi Rp 3,8 triliun akan difokuskan untuk pengadaan dan pembaruan sejumlah peralatan di SMK.

 

"Sebanyak 5.000 SMK negeri dan swasta akan mendapat kucuran subsidi pengadaan dan pembaruan peralatan," kata Joko.

Marlock, Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia, mengatakan keterbatasan pemerintah dan sekolah menyediakan peralatan terkini itu bisa disiasati dengan menggalang kerja sama SMK-industri. "Mengajak perusahaan untuk mau menerima magang siswa sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, bisa mendukung peningkatan mutu SMK," kata Marlock.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com