Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purnomo Serahkan Nasib ke SBY

Kompas.com - 03/09/2008, 15:20 WIB

Laporan Wartawan Persda Network Ade Mayasanto

JAKARTA, RABU - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyerahkan nasibnya di Kabinet Indonesia Bersatu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, soal desakan sejumlah pihak yang menginginkan dirinya mundur terkait kontrak penjualan gas alam cair Tangguh ke Fujian, Cina.

"Yang memberhentikan saya presiden. Jadi diserahkan saja ke Presiden," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/9).

Purnomo yang ditemui Persda Network dengan enteng justru berbalik tanya kepada wartawan tentang organisasi masyarakat yang mendesaknya mundur. "Memang yang memberhentikan saya siapa ya. Siapa KPKN itu?" tanyanya sambil tersenyum lebar.

Komisi Penyelamatan Kekayaan Negara (KPKN) mendesak pemerintah memberhentikan Purnomo Yusgiantoro sebagai anggota kabinet SBY-JK. Desakan ini dimaksudkan agar tak terjadi benturan kepentingan dalam proses negosiasi ulang kontrak gas Tangguh ke Cina.

Keputusan penjualan LNG Tangguh ke Cina dilakukan saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Presiden RI. Saat itu, dipimpin langsung Megawati penjualan harga gas alam cair Tangguh ke Fujian, Cina senilai 2,4 dollar AS per mmbtu dengan patokan harga minyak mentah sebesar 25 dollar AS per barrel. Harga ini kemudian diperbarui lagi menjadi 3,35 dollar AS per mmbtu pada 2006 dengan patokan harga minyak
38 dollar AS per barrel.

Ketika disinggung apakah dirinya masuk tim renegosiasi yang dikomandoi pelaksana tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani, Purnomo mengaku tidak mengetahuinya. "Tim itu belum diputuskan, jadi kita tidak tahu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com