Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengasah Kecerdasan dengan Berpantun

Kompas.com - 19/08/2008, 21:41 WIB

Menurut Suryatati, dengan berpantun, ada kedamaian. Tak akan ditemui kata-kata yang menyakitkan dalam pantun. Ini secara tak
langsung menumbuhsuburkan budaya Melayu yang semakin dicintai masyarakat. "Pantun adalah alat komunikasi yang penting untuk menyatakan perasaan orang-orang Melayu," kata Suryatati.

Tenas Effendy yang dijuluki "Bapak Pantun Melayu" mengatakan, bagi orang Melayu, pantun sudah mendarah daging. Mereka bukan saja arif menyimak makna yang terkandung, tetapi banyak pula yang mahir berpantun.

Ahli budaya melayu dari Universitas Indonesia, Maman S Mahayana, mengatakan, pantun tercatat sebagai salah satu produk kebudayaan Melayu yang sejak lama menjadi obyek kajian para peneliti dari mancanegara. Pidato Hoesein Djajadiningrat pada peringatan sembilan tahun berdirinya Sekolah Hakim Tinggi di Betawi, 28 Oktober 1933, mengungkapkan, pantun telah sejak tahun 1688 menarik perhatian para peneliti Barat.

Begitu ramainya peneliti (Barat) terjerat pesona pantun, maka niscaya ada sesuatu di baliknya yang menarik. Niscaya pula ada banyak kekayaan tersembunyi yang memang sepantasnya dibincangkan. Pantun seolah-olah telah memancarkan semacam mysterium tremendum et fascinosum, misteri yang dahsyat menggetarkan dan menakjubkan yang tiada habisnya menggoda para peneliti untuk terus mengungkap kekayaan maknanya, mencoba memahami estetika dan mungkin juga misteri yang
berada di belakangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com