Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengasah Kecerdasan dengan Berpantun

Kompas.com - 19/08/2008, 21:41 WIB

Kenapa tradisi berpantun begitu mengakar di Kota Tanjungpinang?

Menurut Tusiran Suseno, yang baru-baru ini mendapat penghargaan sebagai Penggiat Pantun Kota Tanjungpinang, pantun mempunyai keunikan dan keindahan, serta menjadi kebanggaan masyarakat Melayu. Keberadaannya adalah sebagai gambaran kehidupan dan corak pemikiran masyarakat.

"Di samping itu, pantun juga mempunyai keindahan bahasa dan isi yang padat dalam susunan bait yang singkat serta dapat menyampaikan maksud dengan singkat. Apalagi, aktivitas masyarakat menggiatkan pantun mendapat respons positif dari Pemerintah Kota Tanjungpinang, dengan tersedianya berbagai fasilitas. Pantun juga mengasah kecerdasan dan kecakapan berbahasa," tuturnya.

Daya tarik pilkada

Karena berpantun sudah menjadi aktivitas keseharian kalangan masyarakat Kota Tanjungpinang, sampai-sampai ketika pemilihan kepala daerah atau pilkada, pantun juga menjadi daya tarik tersendiri karena ditulis di spanduk-spanduk, poster-poster, dan baliho yang dipajang di lokasi-lokasi strategis.

Terang bulan terang di kali/Kami berani karena teruji

Begitu tertulis di poster dan spanduk-spanduk. Ada pula pantun lain yang isinya memilih kandidat tertentu dalam pilkada. Dan, ketika Kompas membaca buku "Butang Emas" Warisan Melayu Kepulauan Riau, setebal 910 halaman, sambutan Wali Kota Tanjungpinang dan Lembaga Adat Melayu Kota Tanjungpinang disampaikan dengan cara berpantun. Sesuatu yang unik.

Negeri Pantun

Pemerintah Kota Tanjungpinang, 29 April lalu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, setelah menggelar sepekan Festival Pantun Serumpun (se-Asia Tenggara), mencanangkan Kota Tanjungpinang sebagai Negeri Pantun, dengan meluncurkan buku Negeri Pantun dan situs web Negeri Pantun.

Suryatati mengatakan, pantun adalah tradisi lisan yang terus dipelihara, dikembangkan, dan digiatkan, tidak hanya untuk kepentingan seremonial budaya belaka, tetapi telah mengakar dan menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari masyarakat Kota Tanjungpinang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com