Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia (3): Menjenguk Chelyabinsk, "Neraka" di Muka Bumi

Kompas.com - 13/08/2008, 09:30 WIB

Seluruh tragedi itu hanya menjadi rahasia selama berpuluh-puluh tahun. Tapi dampaknya tak bisa dirahasiakan. Bukan saja usia harapan hidup masyarakat di tempat ini yang lebih rendah dibandingkan dengan kota lain di Rusia, tapi lebih dari 30 tahun silam ditemukan peningkatan angka penderita kanker, cacat bayi saat kelahiran, dan kemandulan pada bayi-bayi yang dilahirkan di kota ini.

Selama empat puluh lima tahun Chelyabinsk menjadi daerah tertutup bagi orang asing. Baru pada  bulan Januari tahun 1992, Presiden Boris Yeltsin menandatangani dekrit yang merubah status itu. Hasilnya, para ilmuwan dari barat mulai dapat melakukan penelitian di kawasan tersebut. Mereka kemudian menyatakan Chelyabinsk sebagai the most polluted spot on the earth.

Anehnya, begitu masyur cerita mengenai tragedi radioaktif ini, tapi tak banyak penduduk Chelyabinsk yang tahu kisah mengerikan itu. Entah mereka tak tahu, atau mereka memilih untuk bungkam dan melupakan masa lalu.  "Mayak?  Saya tidak pernah dengar nama itu. Tapi memang ada satu stasiun radio bernama Mayak di sini," jawab Elizabeth, seorang pelayan di Hotel Berezka, Chelyabinsk.

Elizabeth lebih memilih untuk menerangkan banyaknya danau di kota kelahirannya ini. Menurutnya, danau-danau itu menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke Chelyabinsk. Termasuk pohon Berezka yang menjadi pohon khas di Chelyabinsk.

Memang, sepanjang 30 menit perjalanan menuju hotel hanya deretan pohon-pohon sejenis pinus yang kerap terlihat di antara gelapnya malam. Pohon-pohon itu tumbuh rapih berjajar di sisi jalan beton menuju Hotel Berezka, tempat kami menginap. Bentuknya tinggi memanjang, dengan batang bergaris-garis warna putih hitam. Itulah pohon Berezka, pohon khas di Chelyabinsk.

Lalu bagaimana dengan Mayak? Jawaban tak berbeda pun diberikan oleh sejumlah penduduk lain keesokan harinya. Seorang pejabat di pabrik alat berat Uraltrac, dan seorang pengajar di lembaga pelatihan milik Uraltrac mengaku tak pernah mendengar nama Mayak, apalagi pusat nuklir di kota itu.

Mungkin bagi mereka, tak ada lagi yang perlu dikenang dengan saat-saat tragis di masa lalu. Apalagi sekarang Chelyabinsk sudah menjadi kota terbuka dengan air dan udara yang segar pula. Kemuraman yang tertangkap di dalam gelap semalam, langsung sirna saat matahari terbit. Rimbunnya pepohonan hijau dan rumah-rumah kayu yang asri mewarnai banyak sudut di sekitar kawasan Hotel Berezka. Pemandangan ini mungkin bisa mewakili kondisi Chelyabinsk yang mulai membuka diri, dan meluruhkan jejak sebagai 'neraka' di muka bumi.

(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com