Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuddy Chrisnandi Bertahan di Golkar

Kompas.com - 12/08/2008, 05:53 WIB

JAKARTA, SELASA-Kabar yang menyeruak dalam dua hari terakhir tentang kemungkinan bakal hengkangnya sosok politisi muda Yuddy Chrisnandi dari Partai Golkar, tak akan berlanjut.

Kepastian itu terungkap, usai Yuddy Chrisnandi diundang dan menghadiri Rapat Pleno DPP Partai Golkar yang dipimpin langsung Ketua Umum Partai Golkar HM Jusuf Kalla, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (11/8) malam.

Yuddy Chrisnandi mengatakan, kepada pers usai rapat itu, dirinya masih dapat melaju di Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 di bawah panji-panji partai berlambang Pohon Beringin itu.  Mantan Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) akhir dekade 1990-an itu akan maju dari daerah Pemilihan VIII Jabar, yakni Bandung. Kepada pers, dia menegaskan: "Saya masih jadi caleg dari Jabar Dapil (Daerah Pemilihan) VIII."

Jawaban ini sekaligus menepis kabar yang mengatakan, dirinya telah dicoret dari daftar calon anggota legislatif (Caleg) Partai Golkar. Pencoretan dirinya itu, terkait berbagai tindakan serta pernyataannya yang dianggap berseberangan dengan kebijakan Fraksi Partai Golkar (F-PG) dalam memperjuangkan kepentingan DPP Partai Golkar.

Salah satu yang paling mendapat sorotan, ketika Yuddy Chrisnandi menjadi satu-satunya anggota FPG mendukung hak angket bahan bakar minyak (BBM). Akibat isu dia akan "didepak", telah memancing sejumlah rekannya berkomentar kritis. Salah satunya rekannya sesama Anggota Komisi I DPR RI, Jeffrey Massie (Fraksi Partai Damai Sejahtera), yang berpendapat, sosok politisi muda dan tangguh seperti Yuddy Chrisnandi akan dengan mudah diterima partai lainnya.
   
"Saya harap Yuddy segera tentukan sikap. Banyak partai besar bisa menerimanya, termasuk PDI Perjuangan," kata Jeffrey Massie yang juga telah berencana cabut dari PDS dan masuk PDI Perjuangan.

Sementara kalangan Partai Gerindra pun tak mau kalah dengan memberikan sinyal bakal segera menerima Yuddy Chrisnandi jika mau hengkang dari Partai Golkar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com